Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Keluarga. Tampilkan semua postingan

Minggu, 26 Oktober 2014

MENDAMBA GENERASI PENYEJUK HATI


Sabtu, 1 Muharrom 1436 H, bertepatan dengan tanggal 25 Oktober 2014 M diselenggarakan Seminar Parenting bertema “Membentuk Generasi Penyejuk Hati”. Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka Milad ke-105 Muhammadiyah ini diikuti oleh 115 peserta. Kebanyakan dari mereka adalah Kepala Sekolah dan Guru TK Aisyiyah se-Surabaya. Terhitung ada 80 peserta dari TK, 28 dari SD, SMP, dan umum, serta 7 dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Surabaya.
Forum Seminar Parenting ini diselenggarakan oleh Lazismu Kota Surabaya dengan Smart Character Indonesia (SCI) di Gedung Dakwah Muhammadiyah Surabaya. Tujuannya adalah untuk mensosialisasikan kepada masyarakat bagaimana pendidikan karakter itu ditanamkan sejak dini. Ada tiga narasumber yang menjadi pembicara. Najib Sulhan, M.A. menyampaikan tentang pola pengasuhan menurut al-Qur'an dan al-Hadist. Drs. Achmad Sudja'i menyampaikan materi kunci sukses dalam membentuk karakter anak. Sedangkan Ir. Sudarusman, menyampaikan tanggung jawab sekolah dalam melihat potensi anak. Bertindak sebagai moderator adalah Aksar Wiyono.

Pelaksanaan Seminar Parenting berjalan lancar dan cukup ‘gayeng’. Acara diawali dengan sambutan oleh Musa Abdullah selaku Ketua Panitia Milad ke 105 Muhammadiyah PDM Surabaya. Dilanjutkan dengan sambutan dari Ketua Lazismu Surabaya, Syamsun Ali, M.A., diakhiri dengan sambutan dari Drs. Zayyin Chudlori, M.Ag selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya.

Ada empat model perilaku anak menurut pandangan al-Qur'an. Pertama, ada anak sebagai penyejuk hati bagi orang tua. Kedua, ada anak sebagai hiasan bagi orang tua. Ketiga, ada anak sebagai fitnah bagi orang tua. Keempat, anak sebagai, musuh bagi orang tua. Semua orang tua berharap anak yang menjadi penyejuk hati, namun faktanya perilaku anak-anak sekarang tidak sesuai dengan harapan. Berdasarkan berbagai penelitian, kasus narkoba, pornografi dan pornoaksi telah melanda anak dan remaja.

Kamis, 16 Oktober 2014

PARENTING SEMINAR FOR SMART PARENTS



Berbagai kasus kekerasan yang dialami oleh insan pendidik dan peserta didik atau siapa saja yang berkecimpung dalam dunia pendidikan memerlukan perhatian dan penanganan serius jika kita ingin membentuk generasi berkarakter unggul.. Penyelesaian sesaat bukanlah solusi, diperlukan langkah cerdas agar generasi kita tidak terjerembab dalam situasi sulit yang akan menjadi beban mereka dalam kehidupan di masa depan... Karena itu ikutilah... SEMINAR PARENTING.. Membentuk Generasi Penyejuk Hati, generasi yang mampu memberikan warna dan nuansa pencerahan untuk meraih cita-citanya.

Hadiri.. Seminar Parenting untuk Orang Tua Cerdas, Peduli dan Hebat! "Membentuk Generasi Penyejuk Hati".. Hari Sabtu 25 Oktober 2014 (Hari Libur; 1 Muharram 1436H), pk. 09.00WIB.. bersama Smart Character Indonesia.. di Hall Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jl. Sutorejo 73-77 Surabaya.. Pendaftaran di ruang Lazismu atau di Sekretariat PDM (Pak. Eko) 031-3824240 dan 031-81189500 atau email ke lazismusurabaya@yahoo.co.id.. Investasi Rp.100.000,- (Fasilitas: Snack, Sertifikat, Buku "Anakku Investasiku" dan alat tulis).. bisa ditransfer ke rekening Bank Syariah Mandiri 1850008495 atau CIMB Niaga Syariah 5250100187001 a/n LAZISMU / LAZIS Muhammadiyah Surabaya..

Kamis, 02 Januari 2014

PERSIAPAN PERNIKAHAN


Konsultasi Keluarga bersama RAHMA KUSUMANDARI, Pengasuh UPTD Kampung Anak Negeri Dinsos Surabaya.

Assalamu'alaikum Wr. Wb. Mbak Rahma, saya adalah seorang mahasiswa pascasarjana yang sudah berusia 25 tahun. Orangtua saya akan menjodohkan saya dengan seorang laki-laki yang belum saya kenal sebelumnya. Pada dasarnya saya bersedia dijodohkan karena saya yakin orangtua saya akan memilihkan yang terbaik bagi saya. Namun, jujur saya juga memiliki perasaan ragu apakah pernikahan dengan perjodohan ini dapat berjalan baik, mengingat saya belum mengenal laki-laki tersebut sebelumnya? Apa saja yang harus dipersiapkan sebelum pernikahan dilaksanakan? Terimaksih atas jawabannya. (Annisa - Surabaya)

Wa'alaikumsalam Wr. Wb. Mbak Annisa. Sebelumnya saya menyampaikan salut atas kepatuhan Anda pada orangtua dan bagaimana Anda meyakini bahwa orangtua selalu mengi-nginkan yang terbaik bagi anaknya. Dan merupakan seseuatu yang wajar apabila orangtua merasa bertanggung jawab atas jodoh anaknya, apalagi bila anak perempuannya sudah berusia 25 tahun.

Dalam masa perjodohan ini, tentunya ada masa ta'aruf atau perkenalan. Mbak Annisa tentunya bisa menggunakan momen tersebut sebaik-baiknya agar dapat lebih mengenal calon suami yang akan diperkenalkan oleh orangtua. Tentunya perkenalan ini harus didampingi oleh muhrim mbak Annisa untuk menghindari fitnah.

Minggu, 08 September 2013

PILIHAN STUDI

Tanya Jawa Psikologi bersama : Rahma Kusumandari, S.Psi Pengasuh UPTD Kampung Anak Negeri – Dinsos Kota Surabaya.

Pertanyaan: Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Bu Rahma, anak pertama kami saat ini duduk di kelas 3 SMA sehingga tahun depan insya Allah akan lulus dan berencana untuk melanjutkan kuliah. Kami ingin menanyakan kira-kira apa saja yang harus menjadi pertimbangan kami untuk menentukan jurusan dan perguruan tinggi. Jurusan apa saja ya Bu yang kira-kira prospek ke depannya akan bagus? (Masyuri - Surabaya)

Jawab : Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bapak Masyuri, dalam membantu Ananda untuk menentukan pilihan tempat studi nanti hal paling penting yang harus menjadi pertimbangan adalah pada minat dari Ananda. Minat ini dapat diartikan sebagai cita-cita atau harapan dari Ananda mengenai aktivitas yang akan dilakukan oleh Ananda selepas studinya. Pendampingan orang tua yang penting pada masa sekolah anak bukan hanya pada prestasi akademiknya tapi juga membantu anak untuk menemukan 'passion' atau kesenangannya. Karena dari situlah kita nanti akan mudah mengarahkan kemana langkah yang harus dituju untuk mengembangkannya. Jangan diasumsikan bahwa bidang tertentu akan memiliki masa depan yang lebih cerah pada umumnya. Asalkan seseorang bekerja pada bidang yang diminatinya dan ia fokus disana, insya Allah ia akan berhasil.

Selasa, 02 April 2013

Bila Anak Meniru Perilaku Negatif dari Lingkungan

Tanya Jawa Psikologi bersama : Rahma Kusumandari, S.Psi  Pengasuh UPTD Kampung Anak Negeri – Dinsos Kota Surabaya

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Saya menulis ini karena terkejut mendapati anak saya melakukan tindakan yang tidak sopan saat saya nasehati. Usianya 5 tahun saat ini. Hal ini tidak seperti biasanya, ia selalu mendengarkan dengan baik bila saya bicara, namun saat itu ia malah menjulurkan lidahnya seperti mengejek apa yang saya katakan. Emosi saya langsung terpancing. Saya bingung kenapa ia menjadi demikian? Padahal saya dan suami tidak ada yang pernah melakukan ini di hadapan anak. Apakan ini fase wajar dalam perkembangan anak? Apa yang harus saya lakukan? Tina - Surabaya

Jawaban:
Wa’alaikumsalam Wr. Wb. Bunda Tina yang sedang resah, perilaku mengejek bukanlah hal yang akan dilakukan oleh setiap anak, sehingga hal tersebut bukanlah hal yang wajar dalam perkembangan seorang anak. Meskipun Ayah dan Bunda tidak pernah melakukan hal tersebut dihadapan anak, lingkungan yang dapat memengaruhi perkembangan jiwa anak sangatlah luas. Ia bisa saja mempelajari hal tersebut dari teman-teman bermainnya atau dari televisi. Disinilah peran Ayah dan Bunda sangat diharapkan untuk dapat memfilter informasi apa saja yang telah dterima anak sehingga ia tidak serta merta meniru perilaku negatif yang pernah dilihatnya. Mengapa seorang anak dapat menjadi tertarik untuk melakukannya? Coba kita amati apa yang akan terjadi bila seorang anak ‘berhasil’ mengolok temannya entah dengan menjulurkan lidah, mengejek atau membantah secara lisan, umumnya akan mendapat ‘perhatian’ dari orang lain atau anak-anak lain berupa gelak tawa dari temannya atau teguran dari orang dewasa. Sehingga anak mempelajari kalau ia melakukan hal tersebut, ia akan mendapatkan ‘perhatian’ serupa dari lingkungannya. Kerapkali anak lain juga menirukan hal tersebut seolah ‘mengakui’ kalau perbuatan tersebut boleh dilakukan.

Sabtu, 23 Februari 2013

STRESS MENJAWAB PERTANYAAN SI KECIL


Bersama : Rahma Kusumandari, S.Psi Pengasuh UPTD Kampung Anak Negeri – Dinsos Kota Surabaya

Assalamu’alaikum Wr. Wb. Ibu, saya memiliki seorang putri yang berusia 3,5 tahun. Kemampuan bicaranya sudah cukup bagus, hingga membuat saya stress karena dia mulai member pertanyaan-pertanyaan yang kritis hingga saya kewalahan menjawabnya. Seperti “kenapa burung bisa terbang, kok adik nggak?”, “air hujan datang dari mana?”, “apakah langit tidak kehabisan air kalau hujan turun terus?”, dll. Saya khawatir kalau dia sudah lancar membaca malah banyak lagi pertanyaan-pertanyaan yang dia lontarkan. Bagaimana seharusnya sikap bijak orangtua dalam menghadapi pertanyaan-pertanyaan anak ini? Terima kasih. Yudi – Dharmawangsa, Surabaya  

Jawaban:
Wa’alaikumsalam Wr. Wb.
     Bapak Yudi yang terhormat, seharusnya Anda patut bangga dan berbahagia memiliki putri yang cukup cerdas dan Insya Allah kreatif ke depannya bila Bapak dan Ibu akan bersabar mendampinginya selalu. Usia anak Bapak memanglah usia dimana rasa ingin tahu anak sangat besar sehingga jangan heran bila anak sering melontarkan pertanyaan. Pertanyaan merupakan salah satu cara kita hidup sampai sekarang lo. Penemuan-penemuan ilmiah juga lahir dari pertanyaan-pertanyaan. Oleh karena itu bapak tidak perlu khawatir kelak anak akan memiliki pertanyaan yang lebih rumit. Bapak seharusnya lega, karena pertanyaan-pertanyaan anak mencerminkan stimulasi yang diberikan kepadanya dapat melatih kreativitasnya. hal tersebut dsebabkan karena sikap kritis anak banyak dipengaruhi oleh lingkungan di mana ia dibesarkan. Anak yang kritis biasanya mendapat kebebasan untuk mengemukakan pendapat, tanpa takut dimarahi. Selain itu, sikap kritis juga sangat dipengaruhi oleh rangsangan dari luar, seperti buku, televisi, majalah, informasi yang diterima dari lingkungan sekitarnya.

Senin, 07 Januari 2013

POLA ASUH IBU VS POLA ASUH NENEK


KONSULTASI PSIKOLOGI bersama RAHMA KUSUMANDARI

        Assalamu'alaikum Wr. Wb. Ibu Rahma yang saya hormati, saya mohon bantuan untuk diberikan solusi atas permasalahan yang saya hadapi. Saya dan suami saya dikaruniai seorang anak yang masih berusia 4 tahun dan kami tinggal bersama dengan ibu saya. Saya dan suami sama-sama bekerja sehingga saat kami bekerja, ibu saya yang mengasuh anak saya. Awalnya kami berniat untuk menitipkan anak kami di lembaga karena kasihan pada neneknya yang tentunya sudah banyak berkurang kapasitas tenaganya, namun ibu saya berkeberatan. Tetapi dengan pengasuhan neneknya anak saya menjadi lebih banyak membantah bila saya ingatkan dengan alasan “sama nenek boleh kok”. Seringkali ibu saya tidak sabar menunggui anak saya makan sendiri atau pun mandi sendiri, sehingga ia pun menyuapi dan memandikan anak saya. Selain itu anak saya menjadi sering jajan padahal hal tersebut saya batasi demi kesehantannya.
Saya menjadi bingung dengan apa yang harus saya lakukan. Saya pernah mencoba mengkomunikasikan ini dengan ibu saya, namun hasilnya beliau malah tersinggung dan hubungan kami pada hari itu menjadi tegang. Bagaimana saya harus menengahi hal ini? Terimakasih. dari Kasih - Nginden, Surabaya.

Jawaban: Wa'alaikumsalam Wr. Wb.
Bunda Kasih yang sedang bingung, masalah yang Anda hadapi sebenarnya juga dialami oleh banyak keluarga di Indonesia, mengingat kebudayaan kita yang memiliki hubungan kekerabatan antara kakek-nenek dan cucu yang sangat dekat. Sehingga, seringkali bagi orang tua yang bekerja mempercayakan pengasuhan kepada kakek-nenek.

Sabtu, 08 September 2012

KONSULTASI PSIKOLOGI : MENGAJARKAN AGAMA PADA ANAK

Bersama : RAHMA KUSUMANDARI
     TANYA : Assalamu'alaikum Wr .Wb. Bu Rahma, saya adalah seorang ibu yang bekerja, saat ini saya masih memiliki seorang anak perempuan yang berusia 5 tahun. Seiring dengan bertambahnya usia anak saya, ia menjadi lebih banyak ingin tahu dan bertanya. Terkadang saya sampai malu dibuatnya karena saya bingung menjawab pertanyaan anak saya, apalagi bila menyentuh masalah agama. Bulan Ramadhan kemarin ia banyak bertanya tentang puasa dan tarawih, dan sekarang ia banyak bertanya tentang Idul Fitri. Terus terang bu, saya bukanlah orang yang religius banget. Pertanyaan anak saya bagai cambuk yang memotivasi saya untuk mempelajari agama lebih dalam agar bisa mengajarkannya pada anak saya. Namun, waktu akan terasa saling mengejar, anak saya akan semakin bertambah banyak pertanyaannya dan ilmu yang baru saya pelajari masih sedikit. Apa yang harus saya lakukan bu untuk memenuhi kebutuhan pengajaran agama pada anak saya? Kartika – Surabaya
     JAWAB : Wa'alaikumsalam Wr. Wb. Bunda Kartika yang terhormat, sejatinya memang orangtua merupakan guru yang utama bagi perkembangan anak, namun ibu juga perlu menyadari bahwa sebagai orang tua masing-masing dari kita juga memiliki keterbatasan. Oleh karena itu, melibatkan orang lain yang lebih ahli dalam pengajaran pada anak bukanlah hal yang salah, sebagaimana kita menyerahkan pendidikan formal anak kita di sekolah. Namun, kesinambungan pengajaran dari luar dan di dalam keluarga tetaplah perlu dijaga.

Senin, 19 Maret 2012

ROBOHNYA KELUARGA INDONESIA

Oleh : Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I
Judul tulisan di atas merupakan bagian dari pernyataan Prof. Dr. M. Dien Syamsuddin, M.A. ketika menjadi penceramah pada tabligh akbar Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nasional Al-Akbar Surabaya. Dalam ceramahnya beliau benar-benar merasa prihatin atas kondisi keluarga Indonesia pada akhir-akhir ini yang semakin cenderung kehilangan kekuatannya dalam membina, mengawal, mendidik dan menjadi tauladan di lingkungannya, sehingga para anggota keluarga kehilangan kendali, tak tahu kemana arah yang dituju, bahkan semakin runyam ketika ada permusuhan di dalamnya yang sulit didamaikan karena masing-masing pihak keukeh atas pendirian dan sikapnya. Rumah yang seharusnya menjadi media interaksi dan komunikasi yang produktif dan menyenangkan, telah menjadi arena pelampiasan dendam dan kebencian yang menakutkan.

Keluarga sakinah adalah dambaan kita semua. Menurut Sayid Rasyid Ridlo, sakinah adalah sikap jiwa yang timbul dari suasana ketenangan dan merupakan lawan dari keguncangan batin dan kekalutan. Keluarga sakinah akan terwujud karena adanya pribadi-pribadi yang unggul, tangguh dan tidak terjebak dalam berbagai bentuk sifat kerendahan sehingga mampu mengendalikan bahtera rumah tangga dalam meraih bahagia dan sejahtera. Keluarga yang mampu mewujudkan rasa syukur atas karunia-Nya sebagai refleksi dari sikap ketenangan, sebab jiwa yang bergejolak penuh kegoncangan akan terjerembab pada kekufuran.


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA