Pertanyaan :
Assalamu’alaikum
warahmatullohi wabarakatuh. ustadz Imanan, saya
mau tanya apakah ada dalil untuk puasa bulan Rajab ? Mohon dijawab.
Yunita (Surabaya. Pertanyaan lewat sms).
Jawaban :
Wa’alaikumus
salam warahmatullohi wabarakatuh. Mbak/ibu Yunita
yang terhormat. Dalil atau hadits-hadits tentang puasa di bulan Rajab itu
memang ada, bahkan hadits-hadits nya banyak sekali, di antaranya adalah :
(1) Artinya : "Barang
siapa yang bepusa sehari pada bulan Rajab, (pahalanya) sama dengan berpuasa satu bulan". Penjelasan : Hadits ini : sangat lemah = Dla’ifun
jiddan. Hadits ini diriwayatkan
oleh Al-Khathiib dari Abu Dzar. Dalam sanadnya
ada rawi yang bernama Al-Furaat bin As-Saaib. Dia adalah seorang rawi yang Matruk
= Hadits cacat karena rawinya dituduh pembohong. Ibnu Hajar
Al-Asqalaaniy telah menjelaskan dalam kitabnya bahwa : “Para Ahli Hadits telah
sepakat, bahwa hadits ini diriwayatkan dari jalan Al-Furaat bin As-Saaib,
sedang rawi ini adalah seorang yang dha’if (lemah). Di dalam sanad
hadits ini juga terdapat seorang rawi yang bernama Rusyd bin sa’ad, dan
Al-Hakam bin Marwan, kedua orang rawi ini adalah sangat dla’if.
(2) Artinya : "Barang
siapa yang berpuasa satu hari pada bulan Rajab, dan bangun pada malam harinya
(melakukan shalat malam), maka Alloh akan membangkitkan dia pada hari kiamat
dalam keadaan aman, dan dia berjalan di atas Shirath dalam keadaan
bertahlil dan bertakbir". Penjelasan : Hadits ini adalah palsu. Dalam sanadnya ada rawi yang bernama Isma’il, dia adalah seorang rawi yang suka berdusta.
(3) Artinya : "Barang siapa yang menghidupkan satu malam dari bulan Rajab dan berpuasa satu hari, maka Alloh memberi makan kepadanya dari buah-buahan surga". Penjelasan : Hadits ini adalah palsu. Di dalam kitab Al-Laaly dijelaskan bahwa hadits ini diriwayatkan dari Husain bin Ali. Kemudian diterangkan bahwa hadits ini palsu. Di dalam sanadnya ada rawi yang bernama Hafash bin Makhaariq, dia adalah seorang rawi yang suka berdusta.
(4) Artinya : "Barang siapa yang berpuasa satu hari padabulan Rajab dan melakukan shalat empat rakaat padanya, pada rakaat pertama dia membaca ayat Kursyi 100 kali, dan di rakaat kedua membaca Qul huwa Allohu Ahad 100 kali, maka dia tidak akan mati melainkan sesudah dia melihat tempat duduknya di dalam surga atau diperlihatkan kepadanya". Penjelasan : Hadits ini adalah dla’if (lemah). Di dalam sanadnya terdapat rawi-rawi yang majhul = identitas atau jati dirinya tidak diketahui.
(5) Artinya : "Barang siapa yang berpuasa tiga hari pada bulan Rajab, dituliskan baginya (ganjaran) puasa satu bulan. Dan barang siapa yang berpuasa tujuh hari pada bulan Rajab maka Alloh menutupkan tujuh pintu dari pintu-pintu neraka. Dan barang siapa yang berpuasa delapan hari pada bulan Rajab maka Alloh membukakan baginya delapan pintu dari pintu-pintu surga. Dan barang siapa yang berpuasa setengah
(separuh bulan) dari bulan Rajab maka dia akan dihisab dengan hisab yang mudah". Penjelasan : Hadits ini adalah palsu. Di dalam kitab Al-Laaly diterangkan bahwa Hadits ini diriwayatkan dari jalan Abaan dari Ibnu Abbas, kemudian dijelaskan bahwa hadits ini dla’if (lemah). Sebab rawi yang bernama Abaan ini adalah rawi yang matruk = dituduh dusta. Selain itu ada pula rawi yang bernama Amar bin Al-Azhar, dia adalah rawi yang suka memalsukan hadits. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Abu Asy-Syaikh dari Ibnu ‘Alawan dari Abaan. Ibnu ‘Alawan termasuk juga satu rawi yang suka memalsukan hadits.
(6) Artinya : "Keutamaan bulan Rajab dari bulan-bulan yang lain itu bagaikan Al-Qur’an bila dibandingkan dengan segala omongan. Dan keutamaan bulan Sya’ban itu bagaikan keutamaan-ku bila dibandingkan dengan para Nabi-Nabi yang lain. Dan keutamaan bulan Ramadlan atas bulan-bulan yang lain itu bagaikan keutamaan Alloh bila dibandingkan dengan semua hambah". Penjelasan : Hadits ini menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani adalah palsu.
(7) Artinya : "Bulan Rajab adalah bulan Alloh sedang bulan Sya’ban adalah bulan-ku. Para sahabat bertanya : Ya Rasulalloh apakah ma’na ucapanmu bahwa bulan Rajab itu adalah bulan Alloh ? Beliau mejawab : Karena sesungguhnya bulan Rajab itu adalah bulan yang khusus (tertentu), yaitu bulan maghfirah (ampunan). Kemudian hadits ini disebut dengan panjang...., kata beliau : “Pada bulan ini (Rajab) disukai untuk berpuasa, kemudian beliau bersabda : “Janganlah kamu lupakan dari permulaan malam bulan Rajab ini, karena sesungguhnya permulaan malam dari bulan Rajab adalah satu malam yang dinamakan oleh para Malaikat, yaitu malam Raghaaib (malam yang menggembirakan)". Penjelasan : Hadits adalah hadits dla’if, karena dalam sanadnya ada rawi-rawi yang Majhul (tidak diketahui identitasnya atau jati dirinya). Shalat Raghaaib (pada permulaan malam bulan Rajab) ini sudah masyhur di mana-mana tempat dikerjakan oleh orang-orang Islam. Tetapi riwayat atau hadits-hadits yang berhubungan dengan shalat ini telah disepakati oleh Ulama Hadits bahwa tidak ada satupun Hadits yang shahih yang menerangkan adanya shalat ini (Raghaaib), dan yang ada ialah hadits dla’if atau palsu.
Al-Fairuuz Baadiy menerangkan bahwa : “Sesungguhnya Hadist –Hadits yang berhubungan dengan shalat Raghaaib ini semuanya termasuk hadits-Hadits Palsu. Pendapat ini merupakan Ittifaq (kesepakatan) para Ulama Hadits. Barang siapa yang yakin akan kepalsuan riwayat-riwayat atau Hadits-Hadits tersebut maka hendaklah dia tinggalkan shalat Raghaaib ini, miskipun shalat tersebut banyak atau sering dilakukan oleh orang-orang Islam. Berkta Ibnu Qiyyim Al-Jauziy berkata : "Semua Hadits yang menyebutkan (menerangkan ) tentang puasa Rajab dan shalat disebagian malamnya adalah kedustaan yang nyata".
Dan barang siapa yang belum yakin atau masih ragu-ragu tentang kepalsuan Hadist-Hadits yang menerangkan tentang puasa atau ibadah yang lainnya di bulan Rajab, maka hendaklah ia baca atau periksa kitab-kitab di bawah ini :
• Fawaaidul Majmu’ah ( Hal. 47 ).
• As-Sunanu wal Mubtada’aat Fil Ibaadaat (Hal. 154-156. bab. Syahru Rajab) oleh : ‘Amru Abdul Al-Mun’im Salim.
• Al-Ahaadiitsul al-Dla’iifah Wal Maudluu’aat, oleh Syekh Muhammad Nashruddin Al-Baaniy.
• Al-Maudluu’aat, oleh Ibnu Qaiyim Al-Jauziy.
• Al-Kalimut Al-Thaiyib, oleh Syekhul Islam Ibnu Taimiyah.
• Al-Laaliy Al-Mashnuu’ah, oleh Jalaaluddin As-Suyuuthiy.
• Dan lain-lain.
Dengan demikian, maka sangat jelas bahwa tidak ada satupun riwayat atau Hadits yang shahih atau hasan yang menerangkan tentang amalan-amalan khusus (puasa, shalat malam dan ibadah-ibadah lainnya) pada bulan Rajab. Oleh karenanya kita tidak perlu melakukannya.
Demikian jawaban yang dapat kami sampaikan, semoga dapat dipahami dan bermanfaat.Wal Allohu ‘alam bish-showab. (Ustadz Imanan).
Alhamdulilah sdh ada kejelasan tentang bulan Rajab.
BalasHapusTernyata melakukan puasa dibulan Rajab hadisnya lemah
BalasHapusTrimakasih atas ilmunya
BalasHapusAmiin allahuma amiin ya rabb
BalasHapusSemoga kita dapat selamat dri apapun yang merugikan kita amiin
Alhamdullillah,ternyata banyak hadis2yang lemah bahkan dhoif yg digunakan sebagai hujjah umat muslim sekarang
BalasHapus