Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta

Senin, 13 Oktober 2014

MEMBACA MENSTIMULASI OTAK


Oleh : Najib Sulhan, MA

Otak tidaklah stagnan, tetapi masih terus dapat berkebang. Namun sayang, hanya sebagian kecil yang bisa dimanfaatkan, mengapa? Ternyata kita masih sering mengabaikan stimulus. Terutama bagi anak-anak kita yang masih di usia dini. Padahal perkembangan sel otak pada usia dini sangat pesat. Salah satu stimulus untuk perkembangan otak adalah membaca.

Jika otak tidak diberi rangsangan atau stimulasi, maka sel otak tidak bisa berkembang dengan baik. Berbeda jika sel otak diberi rangsangan atau stimulasi, maka akan berkembang dengan pesat. Hubungan antar sel-sel otak tersebut akan terbentuk dari banyaknya stimulasi yang diberikan pada masa usia dini. Inilah yang dapat menentukan tingkat kecerdasan seseorang.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia balita menentukan perkembangan fisik otak anak. Pada usia empat tahun perkembangan mencapai 80%. Pada usia 6 tahun mencapai 90%. Pada masa ini sudah hampir mencapai 100% perkembangan fisik otak.

Untuk perkembangan potensi kecerdasan atau intelektual anak mencapai 50% pada usia empat tahun. Lalu di usia 8 tahun mencapai 80%. Sisanya 20% akan terbentuk pada rentang usia 8 sampai 18 tahun. Ini menunjukkan bahwa stimulasi untuk membentuk jaringan sel-sel otak tumbuh di usia 0 sampai sekitar 8 tahun. Usia-usia ini sangat rawan dalam perkembangan otak anak kita, baik menyangkut perkembangan fisik otak maupun perkembangan potensi kecerdasan. Untuk itulah usia 0 hingga 7 tahun mendapatkan sebutan golden age (usia keemasan).

Membaca bisa menjadi solusi untuk menstumulasi sel-sel otak anak. Untuk itu jangan diabaikan budaya membaca bagi anak, baik itu di rumah maupun di sekolah, terutama pada masa-masa penting. Usia dini adalah usia penentu untuk masa depan anak. Lalu bagaimana membangun budaya membaca bagi anak-anak kita?

Menumbuhkan minat membaca bagi anak membutuhkan proses. Yang perlu diperhatikan di dalam proses adalah bagaimana membuat kegiatan membaca menjadi kegiatan yang menyenangkan dan bukan sebuah paksaan. Ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk membudayakan anak membaca.

Pertama, diawali dengan budaya orang tua membacakan. Membacakan cerita dengan cara yang menarik merupakan pijakan awal untuk memupuk minat membaca bagi anak. Proses ini dilalui anak ketika anak belum bisa membaca dan membutuhkan rangsangan terhadap cerita dari buku.

Untuk membacakan cerita, orang tua tentunya memilihkan buku yang cocok dan sesuai dengan usia anak. Paling tidak, buku-buku yang banyak gambar dan kalimatnya pendek, maksimal bisa diceritakan 15 menit. Hal ini agar anak tidak merasa bosan.

Kedua, orang tua mempuyai budaya membaca di rumah. Terutama ketika anak sedang belajar, atau di kesempatan lain orang tua bisa memperlihatkan kepada anak. Dengan demikian anak juga akan mengikuti budaya yang dimiliki oleh orang tuanya. Perlu diingat, orang tua adalah salah satu hal yang paling menarik perhatian anak. Apapun yang dilakukan oleh orang tua, biasanya diikuti oleh anak.

Ketiga, membuat perpustakaan di rumah. Perpustakaan yang dibuat di rumah berfungsi untuk memudahkan anak mencari buku bacaan. Selain itu anak juga teng-gelam dalam buku-buku yang ada di lingkungan terdekatnya, yaitu rumah. Di perpustakaan itulah beragam buku disiapkan. Untuk perpustakaan di rumah perlu diisi buku-buku yang memang menjadi kesuka-an anak-anak. Jangan lupa bahwa saat ini anak-anak mempunyai banyak idola. Untuk itu perlu dikaitkan antara buku-buku yang disiapkan dengan hobi anak.

Keempat, mengajak anak-anak ke toko buku. Kadang-kadang kita lebih senang berkeliling di mall dibandingkan dengan mengajak ke toko buku. Orang tua lebih menuruti kebutuhan pribadi dibanding kebutuhan anak.

Kelima, memberikan motivasi tentang manfaat membaca. Anak yang memiliki kegemaran membaca akan berbeda dengan anak yang tidak suka membaca. Dengan membaca bisa membuka cakrawala dunia. Ilmu pengetahuan bisa diketahui melalui banyak membaca.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu itu amat mulia. Yang mengajarkan (manusia) dengan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq: 1-5).

Ketika Muhammad diutus men-jadi rasul, wahyu yang pertama adalah pe-rintah membaca. Ini artinya, kedudukan membaca sangat penting bagi kita. Kita tidak boleh mengabaikan membaca. Deng-an membaca kita mampu membuka cakra-wala dunia. Ini pula yang menandai bahwa ketika menjadi pemimpin harus membaca, mau tidak mau membaca sebagai syarat mutlak bagi calon pemimpin. [NS]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA