Oleh : Abdul Hakim, M.Pd.I (Wakil Ketua LAZISMU Surabaya)
Islam adalah agama yang memerintah-kan umatnya untuk melaksanakan kewajiban hablun minalloh dan hablun minannas. Firman Alloh dalam Surat Ali Imron ayat 112 bahkan menegaskan dua kewajiban tersebut menentukan kemulia-an atau kehinaan manusia. Alloh akan mendatangkan keberkahan hidup atau bahkan mendatangkan azab dan sengsara. “Mereka diliputi kehinaan di mana pun berada, kecuali mereka berpegang pada kewajiban hablun minalloh dan hablun minannas. Mereka mendapat murka Alloh, dan hidup sengsara.”
Dalam Surat Al-A'rof 96, Alloh SwT mengingatkan,”Dan jika penduduk satu negeri beriman dan bertaqwa, maka Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustai, maka Kami siksa mereka sesuai apa yang mereka kerjakan.”
Salah satu komitmen Islam adalah kepedulian untuk memecahkan beragam problem kemanusiaan dalam berbagai bidang. Komitmen itu berupa amal shalih, menjaga hubungan silaturrahim dan ukhuwah Islamiyah, amar-makruf dan nahi munkar, saling menyayangi, tolong-menolong dalam kebajikan dan taqwa, toleran terhadap keragaman dan perbedaan positif, adil, mengembangkan ilmu dan teknologi, menjaga lingkungan dan kebersihan, taat pada pemimpin yang amanat, menyantuni fakir-miskin dan peduli anak yatim.
Komitmen kemanusiaan itu juga berupa tidak berlaku aniaya, memfitnah, menipu, memecah belah, menggunjing, makan riba, merusak lingkungan, mendekati zina, minum minuman keras, mencuri, korupsi, menyuap, merampas HAM, membunuh dan lainnya.
Demi memenuhi seruan itu, Alloh memerintahkan kita untuk berzakat, infak, dan shodaqoh (ZIS). Selain demi membersihkan dan mensucikan harta dan diri, ZIS akan memberdayakan para fakir, miskin, muallaf, musafir, orang berhutang dan para pengabdi di jalan Alloh.
POTRET BURAM UMAT ISLAM
Tidak kurang dari 40% umat Islam di negeri ini terimpit kemiskinan struktural. Mereka terdiri dari petani, nelayan, buruh, janda, guru, ustadz, pelajar, mahasiswa, pemulung, pengemis, pengamen jalanan, kuli bangunan, dan berjuta pengangguran. Mereka juga menjadi miskin karena korban bencana alam, gempa bumi, banjir bandang, tanah longsor, kebakaran dan musibah lainnya.
Selain menjadi korban hutang luar negeri, mereka juga menjadi korban para koruptor yang menjarah harta rakyat. Mereka juga miskin karena tidak ikut menikmati kekayaan alam Indonesia yang melimpah karena dijarah korporasi asing. Minimnya lapangan pekerjaan, biaya pendidikan mahal, harga-harga kian melambung makin mengakibatkan mereka tidak berdaya. Sementara itu di musim Pileg dan Pilpres mereka menjadi korban janji dan syahwat politisi.
Selain posisi marjinal, mereka juga rawan terlibat kasus-kasus sosial; pe-rampokan, pencurian, pembunuhan, pere-daran obat terlarang, prostitusi, terorisme dan tindak kriminal lainnya. Mereka men-jadi target pemurtadan dan pendangkalan aqidah oleh gerakan Kristenisasi, Zionisme dan gerakan sekuler lainnya. Mereka menjadi bagian umat Islam yang tidak berdaya dalam berbagai bidang.
KOMITMEN LAZISMU
“Ambillah shodaqoh /zakat dari mereka (yang mampu) guna membersihkan dan menyucikan mereka, dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu menentramkan jiwa mereka. Alloh Maha Mendengar, Maha Mengetahui.” (Q.S. At-Taubah 103). “Sesungguhnya, shodaqoh (zakat) itu hanya untuk para fakir, orang miskin, amil, muallaf, budak yang dimerdekakan, orang yang berhutang, pejuang fi sabilillah, dan pengelana (musafir) sebagai kewajiban dari Alloh. Dan, Alloh Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (Q.S. At-Taubah 60).
Menyadari kondisi umat Islam itu, maka Lembaga Amil Zakat, infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (LAZISMU) berkomitmen menghimpun dana demi program-program pemberdayaan umat. LAZISMU berusaha menjadi lembaga amil zakat, infaq, dan shodaqoh yang amanah, transparan, dan professional sesuai tujuan Muhammadiyah.
Ada empat misi LAZISMU. Pertama, meningkatkan kesadaran umat untuk membayar zakat sebagai salat satu rukun Islam. Kedua, mengintensifkan pengumpulan ZIS pada seluruh lapisan masyarakat. Ketiga, mendayagunakan zakat, infaq, dan shodaqoh secara optimal bagi pemberdayaan kaum miskin melalui amal-amal sosial kemanusiaan. Keempat, mengelola ZIS secara professional, transparan dan akuntabel.
Demi mewujudkan misi itu, LAZISMU Surabaya khususnya, secara ru-tin telah menggulirkan beragam program dakwah-sosial-pendidikan berupa; Peduli Kaum Dhuafa, Gerakan Orang Tua Asuh, Kampung Binaan, Santunan Kesehatan, Beasiswa, Bina UKM, Pengiriman Dai dan Mubaligh, Bantuan Taman Pendidikan Al-Qur’an, Santunan Janda dan Lansia, Tang-gap Bencana, Qurban, Wirausaha Muda, Pemakmuran Masjid (Back to Masjid) dan beragam program pemberdayaan lainnya.
Pada tahun 2014 ini, LAZISMU Surabaya telah mencanangkan beragam program baik unggulan, rutin maupun sinergi. Program rutin yang diagendakan meliputi : Beasiswa Ayo Belajar Rek ( dari SD hingga Perguruan Tinggi), Bina Pelajar dan Mahasiswa, Unit Keuangan Mikro BMW, Bina Usaha Mikro & PKL, Media dakwah, Bantuan TPQ, Dakwah Kampung Binaan, Santunan Kesehatan Masyarakat, Santunan Dukacita, Lazismu Aksi Peduli Du'afa, Santunan Muallaf, Santunan Riqob, Santunan Ghorimin, Bantuan Ibnu Sabil, Bantuan Fi Sabilillah (PDM, PCM, AUMSos dan Ortom), Santunan dan Syiar Dakwah Romadhon, dan Qurban.
Program Sinergi LAZISMU Surabaya tahun 2014 ini meliputi : Training Dai Muda, Bakti Pelajar untuk Negeri, Bina Keluarga Sakinah, Advokasi Perempuan, Kemah Dakwah HW, Peduli Guru, Pengajian Pencerah, Dana Operasional LPPTQMU, Dapur Wakaf, Sekolah Siaga Bencana, Unit Kedai BaksoMu, Surya Mart, Layanan Konsultasi Zakat, Pengadaan Mobil Ambulan, dan Malam Amal.
Berbagai program tersebut tentu menuntut sistem dan mekanisme kerja optimal. Selain peningkatan kinerja dan kompetensi personil, LAZISMU Surabaya berupaya membenahi sarana-prasarana, sistem komunikasi, serta perangkat kerja lainnya. Disadari sepenuhnya, program-program tersebut demi memenuhi ama-nat LAZISMU sebagai institusi penghim-pun, pengelola dan pendayagunaan ZIS.
Maka, LAZISMU menyeru dan mengajak umat Islam untuk bersama me-nyerahkan sebagian harta demi pember-dayaan para asnaf (mustahiq). Selain membersihkan dan menyucikan harta, za-kat, infak dan shodaqoh menghindarkan diri, khususnya orang kaya dari penyakit bakhil, rakus, dan merusak agama. Orang-orang mampu yang tidak mau membayar ZIS-nya bahkan disebut orang-orang mur-tad. Nabi dan sahabat telah berusaha me-merangi orang-orang yang tidak memiliki kepedulian terhadap saudaranya, dan dengan keras mengingatkan, “Barang siapa tidak memiliki kepedulian untuk memecahkan problem orang mukmin, maka mereka tidak termasuk umatku”.
(Penulis adalah praktisi pendidikan dan Wakil Ketua LAZISMU Surabaya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar