(Oleh : Abdul Hakim, M.Pd.I)
Tidak ada negeri dengan tempat ibadah umat Islam sebanyak di
negeri kita ini. Lebih dari sejuta tempat ibadah. Tiga ratus ribu masjid.
Selebihnya berupa musholla, langgar, atau surau. Wajar memang, sebab jumlah
umat Islam di negeri ini jumlahnya mayoritas di antara 240 juta penduduk.
Jumlah umat Islam Indonesia bahkan terbesar di dunia. Jadi, bila masjid dan
musholla mencapai ratusan ribu, bahkan lebih dari sejuta itu hal yang layak dimaklumi.
Masjid-masjid itu terus bertumbuhan sebab masyararakat yakin membangun masjid
adalah ibadah sekaligus amal jariyah yang pahalanya terus mengalir. Karena itu
ada masjid yang dibangun dengan dana individu, kelompok, swasta, dan pemerintah.
Masjid-masjid kita juga memiliki ciri khas : bersejarah,
indah, besar, bahkan ada yang unik. Lihatlah masjid-masjid peninggalan wali
songo seperti Masjid Ampel, masjid Menara Kudus, Masjid Jepara, masjid Sunan
Giri, Masjid Kauman, Masjid Jamik Cirebon, Masjid Raya Aceh Darussalam, Masjid
jamik Pekan Baru, Masjid jamik di Ternate, masjid jamik Betawi, masjid jamik
Banjarmasin, dan masjid jamik lainnya. Lihat pula masjid dengan arsitektur modern seperti masjid
Istiqlal Jakarta, Al-Akbar Surabaya, Al-Markazul
Islam Makassar, Kubah Emas, Puncak Jawa Barat, Ta’awun Bogor. dan masjid besar
lainnya.
Di jaman Orde Baru, ribuan Masjid Amal Bakti Muslim Pancasila
didirikan pemerintah untuk memenuhi
kebutuhan umat Islam. Kita juga memiliki
sejumlah masjid dengan arsitektur khas Cina seperti masjid Cheng Hoo di
Surabaya, Pandaan, Medan dan di beberapa kota lainnya. Tidak ketinggalan tentu
model dan corak ratusan ribu musholla, langgar, atau surau dengan ciri bangunan
khas yang bertebaran di berbagai pelosok
daerah, pesisir, di atas bukit atau di lereng gunung.
Tetapi, ada yang harus menjadi bahan renungan umat Islam.
Sudahkah masjid dan musholla yang demikian besar itu telah kita makmurkan?
Adakah masjid-masjid itu telah memenuhi
fungsinya sebagaimana nabi memakmurkannya untuk menanamkan aqidah, penegakan
syari’ah, membangun jamaah dan ukhuwah Islam, pusat dakwah, pusat informasi,
pusat pelayanan dan pengentasan problem social-ekonomi, pencerahan akhlak, di
samping tentu saja sebagai sentra ibadah ritual. Adakah masjid-masjid kita
menjadi bagian solusi signifikan bagi pemecahan banyak problem umat?
Harus kita akui jumlah masjid dan musholla di negeri ini
memang luar biasa besar jika dibanding tempat ibadah pemeluk agama
lainnya di dunia. Tetapi harus kita akui pula fungsi masjid baru sebatas tempat
pelaksanaan ibadah ritual : sholat, tadarus Alquran, tahlilal, dan yasinan.
Yang lebih ironis banyak masjid dengan pengurus yayasan atau takmir yang tidak
memahami Islam, tidak memahami fungsi masjid, tidak menjadi bagian jamaah,
tidak memahami manajemen masjid, bahkan tidak jarang menjadi penghambat bagi
kegiatan-kegiatan pemakmuran masjid.
Maka, harus segera disadari oleh para pengelola khususnya
dan segenap umat Islam, bahwa masjid adalah sentra pencerahan spiritual, intelektual,
emosional, sosial, dan kultural. Masjid adalah baitulloh, basis ibadah, pemberdayaan, pembudayaan, peradaban
demi kehormatan, martabat dan keunggulan
umat Islam. Imam dan jamaah masjid adalah
simbol kepemimpinan dan kehidupan umat
Islam. Alquran Surat Attaubah 19 menegaskan hanya orang beriman yang dapat
memakmurkan masjid. Ya, yang dapat memakmurkan sejuta masjid dan musholla kita!
Bukan umat lain! (Abdul Hakim, M.Pd.I)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar