Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta

Sabtu, 08 September 2012

KEGAGALAN PENDIDIKAN KARAKTER, KEGAGALAN PENDIDIKAN BANGSA

Oleh : Najid Sulhan, M.A.
     Ketika acara talkshow di Taman Apsari depan Grahadi, ada sa-lah satu peserta dari kasi Info-kom bertanya. “Bagaimana konsep Ba-pak tentang pendidikan karakter semen-tara kondisi bangsa yang ada sudah se-perti ini?” Sejenak saat itu saya terdiam, lalu saya mencoba menjawab. “Bagi sa-ya cukup sederhana, biarkan orang tua dan setengah baya yang banyak berulah akan dimakan usia. Justru yang perlu ki-ta fikirkan adalah bagaimana membang-un generasi baru yang sekarang masih anak-anak dan remaja. Dialah yang ke-lak akan memimpin negeri tercinta ini.” Mendengar jawaban itu, beliau meng-anggukkan kepala. Sepertinya setuju dengan konsep yang hendak saya tawar-kan untuk membangun genarasi baru.
     Sulit dibayangkan, seandainya pendidikan karakter yang sudah dica-nangkan oleh pemerintah itu mengalami kegagalan. Langkah apa lagi yang harus dilakukan untuk memperbaiki kondisi negeri tercinta ini. Sementara persoalan begitu rumit dengan berbagai kepen-tingan yang terus melilit.
     Problem bangsa bukan lagi sesuatu yang rahasia. Problem yang ada bukan hal yang harus ditutup rapat dan dibiarkan hingga merusak masa depan negeri tercinta ini. Problem bangsa menjadi tanggung jawab semua yang masih merasa memiliki rasa cinta untuk kejayaan Negara.
     Penyakit kronis telah melum-puhkan sendi-sendi tatanan pemerintah-an. Korupsi menjadi penyakit yang menggurita di tengah bangsa yang beragama. Bukan hanya di lembaga po-litik yang memang banyak membutuh-kan trik. Atau di lembaga keuangan jika mempunyai niatan dan kesempatan. Hampir di segala lini birokrasi telah menjadi ajang korupsi. Termasuk di lembaga yang melarang orang berbuat kemungkaran dan mengajak untuk ber-buat kebaikan. Lebih prihatin lagi keti-ka mendengar bahwa yang dikorupsi a-dalah kitab suci, kitab yang menyimpan kebenaran nyata tanpa keraguan. Sung-guh sangat memalukan dan memilukan. Siapa yang nanti akan dijadikan teladan oleh anak-anak bangsa jika semua telah menodai amanat dan tanggung jawab.
     Ketika korupsi masih menjadi penyakit negeri ini, maka jangan diha-rapkan kejayaan terjadi. Justru kehan-curan yang akan menanti. Menjadi har-ga mati agar korupsi diberantas sampai tuntas. Korupsi adalah kejahatan negeri, kejahatan rakyat, dan menjadi peng-hambat kejayaan bangsa agar lebih ter-hormat di mata umat.
     Sementara kasus amoral juga menjadi persoalan serius di negeri reli-jius. Pornografi dan pornoaksi memban-jiri dunia maya dan dunia nyata. Televi-si tak hanya menjadi sarana penghibur yang murah meriah. Justru televisi ikut andil menebar virus pornografi yang sangat efektif. Pergaulan muda mudi dan cipika-cipiki secara terbuka menja-di model masa kini.
     Internet sumber informasi mendunia telah bermata dua. Satu sisi internet dapat membuka cakrawala il-mu. Apapun yang ingin diketahui ting-gal cari. Dalam hitungan detik sudah di-temukan. Namun di sisi lain, bisa men-jadi media pornografi yang cukup am-puh. Apapun yang dikehendaki dalam waktu singkat bisa didapat. Dimanapun berada dan kapanpun, bisa dilakukan.
     Indonesia, salah sartu negara yang paling banyak memanfaatkan me-dia internet. Namun sayang, justru yang paling banyak menyimpang. Bukan mencari informasi keilmuan, tapi paling banyak membuka gambar yang tak pan-tas disaksikan.
     Begitu juga narkoba, kini telah mengintai langkah para remaja. Dari pe-nelitian di Universitas Indonesia, ham-pir semua sekolah menengah menjadi sasaran benda haram ini. Bahkan data BNN, ada sekitar 2 juta remaja telah ter-jerat dalam penggunaan obat terlarang. Lebih dari seribu nyawa mati sia-sia se-tiap tahun akibat mengonsumsi narkoba. Sungguh sangat mengerikan dan mem-prihatinkan. Ini harus segera dihentikan.
     Saatnya bangsa ini mulai berfi-kir generasi baru. Generasi yang akan menjadi pemimpin masa depan. Genera-si yang masih menyimpan cinta untuk a-gama dan negara. Generasi yang mau membela harga diri dan martabat bang-sa. Generasi yang tidak gila kekuasaan.
     Tampaknya dunia pendidikan masih tetap menjadi tumpuan harapan. Maju dan hancurnya negeri ini apa kata dunia pendidikan. Ketika konsep pendi-dikan masih berpihak pada konsep ber-fikir positif dengan pendidikan karakter untuk mengawal potensi  dan kesucian anak, maka akan lahir generasi baru de-ngan semangat baru untuk membawa In-donesia lebih maju dan bermartabat. Se-baliknya, jika pendidikan tidak berpihak pada konsep berfikir positif, jauh dari pendidikan karakter, maka yang terjadi adalah kehancuran masa depan bangsa. Inilah sebuah kegagalan perbaikan bang-sa. Mari bersama-sama peduli untuk ma-sa depan negeri.

Penulis adalah anggota Dewan Redaksi Majalah LAZISMU Surabaya, Praktisi Pendidikan dan Penulis Buku-buku Pendidikan di Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA