Awal Maret 2012 lalu, Majelis Tarjih dan Tajdid PDM Surabaya mengadakan sarasehan bertemakan ”THAWAF QUDUM”. Tema ini diangkat karena di berbagai KBIH Muhammadiyah atau yang dikelola oleh Muhammadiyah di luar Surabaya, umumnya tidak melakukan thawaf Qudum tersendiri dan disatukan dengan thawaf Umrah. Namun di Surabaya melakukan thawaf qudum di samping thawaf umrah, sehingga jika digabung jumlah semuanya menjadi 14 kali putaran.
Peserta yang mengikuti sarasehan adalah anggota majelis tarjih dan tajdid PDM Surabaya, undangan Ortom Muhammadiyah tingkat Daerah, PCM dan Guru Al-Islam SD hingga SLTA se-Surabaya. Sarasehan sehari tersebut dilaksanakan di Gedung dakwah Muhammadiyah Surabaya. Adapun yang bertindak sebagai narasumber adalah K.H. Aliga Ramli, LC (Bangil) dan DR. H. Zainudin MZ (Sidoarjo). Kedua pakar tersebut dari unsur Majelis Tarjih & Tajdid PWM. Jatim. Meskipun keduanya sama-sama alumni Timur Tengah, namun ada perbedaan pandang mengenai manasik haji yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.
Kyai Aliga menjelaskan bahwa haji yang dicontohkan oleh Nabi SAW. itu adalah haji Qiran dengan berbagai dalil yang dikemukakan. Sementara DR. Zainuddin menjelaskan bahwa haji Nabi SAW. itu adalah haji Tamattu' dengan berbagai dalil dari hadits maupum al-Qur'an yang dikemukakan. Namun keduanya sama-sama menyakatan bahwa Thawaf yang dilakukan saat umrah haji itu cuma satu (7 kali putaran) boleh dikatakan thawaf Qudum atau thawaf Umrah karena itu hanya istilah fuqaha'.
Sarasehan dilanjutkan dengan dialog yang cukup panas, sehingga peserta menyarankan kepada Majelis Tarjih & Tajdid PDM untuk segera menindak lanjuti dengan menggelar musyda tarjih guna membedah persoalan manasik haji, khususnya thawaf qudum yang masih syarat perbedaan itu, dan mejelis menjanjikannya. Sarasehan ditutup dengan do'a kafaratul majelis oleh Achmad Syaukani selaku moderator sarasehan. (Syamsun Aly-RED / Foto : Aan.Nobita).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar