Customer merupakan salah satu stakeholder paling penting dalam membesarkan sebuah sekolah. Tiap sekolah menginginkan lembaga yang dikelolanya tetap eksis, mendapakan posisi tepat dengan keunggulan-keunggulan berbeda. Pada persaingan antar sekolah yang semakin terbuka ini, perubahan terjadi pada competitor sekolah. Artinya, calon wali murid saat ini sudah mulai cerdas dan paham perihal kriteria memilih sebuah sekolah yang tepat untuk anaknya, tidak selalu memilih sekolah yang sama, yang saudara atau keluarganya pernah bersekolah.
Perubahan cara berperilaku calon wali murid tidak terlepas dari percepatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Setelah ditemukannya teknologi internet, perkembangan teknologi informasi mengalami loncatan yang luarbiasa. Jauh dari pemikiran semua orang masa lalu, semua informasi dari seluruh penjuru dunia dapat dibaca seketika itu juga oleh semua orang. Dampak yang terjadi amat besar dalam seluruh aspek kehidupan.
Begitu pula dengan calon wali murid sebagai individu dan manusia yang selalu ingin berkembang bersama dengan dinamika masyarakatnya agar tidak tertinggal. Sehingga calon wali murid saat ini hidup dalam media sosial yang semakin lama semakin masif. Segala macam interaksi sosial termasuk layanan dengan cepat dan sistemik dapat berlangsung tanpa siapapun yang mampu mengendalikan. Percepatan ini menjadikan calon wali murid bebas untuk berpendapat sekaligus memilih sekolah tanpa memperdulikan ketentuan-ketentuan yang mengikat.
Oleh karena itu, sebagai sekolah unggul harus memahami calon wali murid di era kritis. Calon wali murid dapat mengetahui seluruh informasi mengenai segala aktifitas yang dilakukan oleh sekolah, baik aktifitas pendidikan maupun managemen sekolah. Jadi, janganlah heran jika calon wali murid bisa dengan mudah menarik anaknya yang sudah didaftarkan pindah ke sekolah lain. Sebab, mengetahui banyak kekurangan khususnya wali murid memindahkan karena merasa dibohongi oleh promosi sekolah yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Kebiasaan calon wali murid mendaftarkan anaknya di sebuah sekolah agar aman sementara adalah hal yang biasa. Artinya calon wali murid setelah mendaftar di sebuah sekolah, mereka masih terus memburu informasi sekolah-sekolah lain yang dianggap lebih baik. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, calon wali murid mencari informasi mulai brand sampai defferensiasi yang dimiliki oleh sekolah tersebut. Untuk fisik sekolah dilakukan pengamatan secara langsung. Sedangkan aktifitas pendidikan dan manajemen memalui teman, keluarga yang pernah sekolah, website, sosial media, maupun forum-forum yang membahas pendidikan. Itu semua mereka lakukan guna mendapatkan referensi dari sumber yang terpercaya. Persaingan terbuka antar sekolah saat ini, menuntut pihak-pihak yang terkait memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Oleh sebab itu, penting bagi lembaga pendidikan beserta stakeholder lainnya untuk memahami bagaimana fungsi dan peran masing-masing sehingga posisioning dan defferensiasi sekolah dapat berkembang dengan baik.
Memberikan pelayanan prima terhadap calon wali murid dengan memanfaatkan dunia maya sangat penting. Suatu keharusan untuk menjawab tantangan perubahan perilaku calon wali murid yang cendrung terbuka tanpa batas ruang dan waktu. Kini, semuanya terserah kepada penyelenggara dan pelaksana sekolah, maukah dan mampukah menghadapai perubahan tersebut. Apakah hal ini menjadi peluang atau justru menjadi tantangan? Bisa kedua-duanya, tinggal bagaimana kita sebagai penyelenggara dan pelaksana sekolah, agar dapat menghadapi dengan bijak. “Selamat Berjuang Memperbanyak Jumlah Murid”.
Kepala SMP Muhammadiyah 2 Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar