Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta

Minggu, 01 Desember 2013

POLA PIKIR BARU PENGELOLAAN DAN PENGASUHAN PANTI ASUHAN MUHAMMADIYAH


Kaumin Chamidun, Ketua Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Daerah Muhammadiyah Surabaya, menyatakan bahwa tidak mudah merubah pola pikir pengelolaan dan pengasuhan Pantu Asuhan, khususnya di Muhammadiyah dari pola pikir lama ke paradigma baru. Sesuai dengan model pengasuhan yang telah berjalan selama ini, anak yatim dan piatu dari warga dhuafa dititipkan oleh keluarga atau kerabatnya ke Panti Asuhan Muhammadiyah yang kemudian oleh para pengasuh Panti mereka diasuh dan dibesarkan di dalam lingkungan asrama. Mereka dibina, dididik dan disekolahkan secara formal hingga mencapai taraf pendidikan tertentu dengan harapan selepas dari Panti mereka kembali ke keluarganya dan dapat mencari pekerjaan sesuai dengan tingkat pendidikannya.



Lanjut Kaumin, dari segi pengelolaan, Panti Asuhan Muhammadiyah dikelola dan diurus oleh para Pengurus yang dengan semangat beramal tinggi, sesuai Q.S. Al-Ma’un, mereka mengabdikan hidupnya secara sabar dan ikhlas guna mendukung keberadaan Panti agar tetap berjalan dengan baik. Sebagaimana model Panti yang telah berjalan lama, sumber pendanaan Panti diperoleh dari sumbangan donasi dari masyarakat, pihak swasta dan juga instansi pemerintah, entah itu berbentuk zakat, infaq, shodaqoh, wakaf dan berbagai bentuk kedermawanan lainnya.

Kaumin menambahkan, seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, pola pengelolaan dan pengasuhan Panti Asuhan juga mengalami perubahan. Peran negara dan LSM kini mulai dirasakan sebagai bentuk perwujudan tanggung jawab Konstitusi tentang pemeliharaan fakir miskin dan anak terlantar. Kini telah muncul konsep baru dari para pemerhati sosial tentang model pengeloaan dan pengasuhan Panti Asuhan yakni Panti Mandiri. Panti diharapkan tidak sekedar menerima sumbangan donasi dari masyarakat tetapi juga mampu memenuhi kebutuhan operasionalnya secara mandiri dan tidak tergantung dari bantuan semata. Dalam konsep Panti Mandiri pengelola dituntut untuk dapat bekerja secara profesional tanpa mengurangi niat dan semangat beramal kebajikan sesuai dengan teladan K.H. Ahmad Dahlan. Panti juga diharapkan dapat membuka usaha-usaha ekonomi yang dapat menghidupi dan memenuhi kebutuhan operasional Panti.

Dalam hal pengasuhan anak juga telah disosialisasikan paradigma Panti Anak Mandiri. Maksudnya, Panti harus membekali anak asuhannya tidak hanya dengan pendidikan formal dan materi saja. Panti juga harus melatih anak asuhnya dengan berbagai ketrampilan dan life skill sehingga sekeluarnya dari Panti, mereka menjadi mandiri secara sosial dan ekonomi serta tidak menjadi beban di masyarakat. Penanaman jiwa kewirausahaan juga perlu ditekankan kepada anak asuh sehingga nantinya ia tidak tergantung mencari pekerjaan kesana-kemari namun dapat membuka lapangan pekerjaan dengan berwirausaha. Karena itu minat bakat dan talenta anak asuh harus diasah secara terencana dan terarah sehingga nantinya mereka mampu mengekspresikan potensi dirinya itu secara baik dan bermanfaat.

Semantara itu, juga berkembang wacana tentang Panti Pesantren. Konsep ini mendorong agar Panti Asuhan Muhammadiyah menjadi semi Pondok Pesantren yang mempersiapkan anak asuhnya agar mampu mendalami agama Islam secara intensif sebagaimana layaknya di pondok pesantren. Selain dididik di sekolah formal, pihak Panti juga menambahkan muatan agama Islam secara lebih mendalam kepada anak asuh, baik dalam tataran teori maupun praktik keagamaan keseharian di asrama. Konsep ini juga dapat dirancang untuk memenuhi kebutuhan akan kader Muhammadiyah dimasa depan. Untuk itu Pengelola Panti juga harus bersinergi dengan Pendidikan Tinggi Muhammadiyah untuk kelanjutan jenjang pendidikan anak asuh.

Sesuai dengan perubahan paradigma diatas, sebagai Ketua Majelis Pembina Sosial (MPS) PDM Surabaya, Kaumin Chamidun beserta jajarannya sejak tahun 2012 lalu telah melaku-kan langkah-langkah dan persiapan yang matang agar 17 Panti Asuhan Muhammadiyah di kota Surabaya mempunyai keunggulan dan standarisasi dalam hal pengelolaan dan pengasuhan. Langkah yang ditempuh MPS meliputi sosialisasi program melalui kegiatan Raker, Lokakarya, studi banding dan pelatihan kepada Pengelola dan Pengasuh Panti, serta melakukan akreditasi dan pendamping-an terhadap Panti Asuhan Muhammadiyah di Surabaya.

Terakhir, Kaumin berharap agar pada tahun 2014 nanti seluruh Panti Asuhan Muhammadiyah dan Aisyiyah di Surabaya telah siap tampil sebagai Panti Pesantren dan Panti Mandiri yang amanah, profesional dan memenuhi standarisasi kelayakan penge-lolaan dan pengasuhan, tentunya dengan berbagai keunggulan sesuai dengan ciri khas masing-masing Panti. (Adit-RED).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA