Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah
TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta
Minggu, 09 Juni 2013
PELATIHAN KERAJINAN KESET BERSAMA IRMA SURYATI
Tidak pernah berhenti melakukan inovasi dan kreatifitas dalam memberikan pelyanan yang terbaik bagi ummat. Dan dengan dorongan dan bantuan Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, kembali Pimpinan Cabang Muhammadiyah Krembangan mengadakan kegiatan pemberdayaan masyarakat bekerjasama dengan Mutiara Handycraft dari Kebumen Jawa Tengah yang dipimpin oleh Irma Suryati peraih penghargaan Wirausahawati Muda Teladan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga (2007), Perempuan Berprestasi 2008 dari Bupati Kebumen (2008), dan Penghargaan dari Jaiki Jepang khusus untuk orang cacat, penghargaan kick andy Metro TV, Liputan6sctv award dan banyak lain penghargaan yang diterimanya.
Pelatihan yang digelar hari Kamis, 6 Juni 2013 ditempatkan di Aula KH. Mas Mansyur Kantor PWM Jatim Jl. Kertomenanggal Surabaya juga dalam rangka memperingati Isra’ Mi’raj Nabi besar Muhammad SAW. Peserta pelatihan sebanyak 120 orang yang terdiri dari Mantan PSK, anak dan Orang tua anak jalanan dari Rumah Pintar Matahari, komunitas warga lokalisasi PSK, Santri Panti Asuhan KH. Ahmad Dahlan dan Ibu-ibu ‘Aisyiyah mengikuti pelatihan dari pagi sampai sore.
Sebelum pelatihan Irma Suryati menyampaikan motivasi dalam menjalankan usahanya diantaranya jangan mudah menyerah, serahkan hidup pada Allah dan selalu semangat. Meski kakinya cacat akibat serangan folio, upaya mengembangkan keset terus berkembang hingga saat ini mempunyai binaan 60.000 orang diseluruh Indonesia dan ada 150 orang diantaranya adalah penyandang cacat. Mengalami kelumpuhan saat usia 4 tahun akibat polio. Kehidupannya menuju usia dewasa adalah kisah panjang yang penuh perjuangan. Irma yang bersuamikan Agus Priyanto, yang juga penyandang cacat kaki, telah membuktikan bahwa seburam-buram harapan, selalu ada celah yang bisa membawa berkah dan peluang di masa depan. Pasangan itu berhasil membangun usaha kerajinan keset dengan modal kain-kain sisa. Usaha mereka kini sudah sampai ekspor ke beberapa negara.
Sejak bayi, Irma Suryati sudah menderita layu kaki. Penyebabnya adalah virus Polio. Meski masih bisa berjalan normal sampai sekolah menengah atas (SMA), kaki Irma mudah lemas. “Kalau disenggol, langsung jatuh,” ujar wanita kelahiran Semarang, 1 Januari 1975 ini. Sejak saat itu, sang ayah menyuruh Irma, menggunakan tongkat untuk berjalan hingga kini. Kondisi kaki itulah yang mendorong Irma melakukan sesuatu yang berarti bagi dirinya dan orang lain. Setelah lulus dari SMAN 1 di Semarang, Irma mencoba membuat keset dari kain perca, benda sederhana untuk membersihkan telapak kaki.
“Aku mencoba membuat keset dari kain sisa industri garmen,” ujar Irma. Kebetulan, di dekat rumahnya di Semarang terdapat banyak sisa kain industri garmen. Kain sisa itu ia jahit menjadi aneka bentuk keset. Awalnya, keset itu dibuat hanya untuk kebutuhan sendiri. Lambat laun, karyanya mulai dilirik tetangga. Pasar kecil pun mulai terbentuk. Keputusan menjadi perajin keset makin bulat ketika ia menikah dengan Agus Priyanto, penyandang cacat yang jago melukis. Mereka sepakat membuka usaha kecil pembuatan keset pada 1999. Kala itu, Irma dan Agus dibantu 5 karyawan. Ketika usaha mereka mulai berkembang, Irma merasa tak leluasa lagi menjalankan usaha di rumah orang tuanya. Pada 2002, pasangan muda ini memutuskan pindah ke Kebumen, kampung halaman Agus. Mereka membeli rumah di Jalan Karang Bolong kilometer 7, Desa Karangsari, Kecamatan Buayan, Kebumen. Dari rumah itulah Irma mengendalikan usahanya.
Irma tak mau membuat usaha ecek-ecek. Ia membentuk usaha berbadan hukum yang diberi nama Usaha Dagang Mutiara Equipment. Perempuan itu juga membentuk Pusat Usaha Kecil Menengah Penyandang Cacat. “Awalnya susah sekali mengorganisasi orang,” kata Irma. Namun Irma adalah sosok yang tidak mau mengalah pada keadaan. Ia mendatangi penduduk dari rumah ke rumah untuk mendorong ibu rumah tangga menjadi produktif dengan mengajari mereka membuat keset. “Perempuan sekarang harus berdaya secara ekonomi,” katanya.
Setelah memberikan motivasi dan pengalaman hidupnya dilanjutkan dengan kegiatan pelatihan, acara ini sebelumnya dibuka secara resmi oleh Drs. Nurcholis Huda Selaku Wakil Ketua PW. Muhammadiyah Jawa Timur juga dihadiri oleh Rektor UMS DR. Sukadiono MM, Kepala Dinas Sosial Kota Surabaya Drs Soepomo, Camat Krembangan Drs. Sumarno dan Lurah Dupak Drs. Solikin. Yang lebih menggembirakan adalah kehadiran Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof. DR. H.M. Dien Syamsuddin, MA dan melakukan dialog langsung dengan Irma kayak wartawan dan talk show yang ada di TV-TV.
“Saya sangat terharu atas kerja keras dan berterima kasih atas kepedulian Irma yang memberikan ilmu kepada masyarakat lainnya. Untuk itu saya ingin muncul Irma-Irma baru di Krembangan. Pengalaman hidup Bu Irma ini harus dicontoh dan pikirannya positif ingin merubah keadaan yang lebih baik. “ Kata Pak Din dalam Dialognya dengan Irma. Dalam dialog yang dipandu Pak Din, tiba-tiba Pak Din menelpon mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Adyaksa Dault kebetulan Pak Adyaksa salah satu kader Muhammadiyah, menteri yang memberikan penghargaan dan hadiah uang tunai sebesar Rp. 100 juta kepada Irma.
“ Halo Pak Adyaksa, saya sekarang bersama dengan Irma Suryati. Saya ingin anda menyampaikan kesan dan pesan anda tentang Mbak Irma, ini “ Tanya Pak Din
“Irma itu punya semangat, berpikiran positif, selalu member kepada yang lain dan menyandarkan hidupnya kepada Allah SWT “ Jawab Pak Adyaksa disambungan telpon.
Dialog yang dipandu Pak Din sangat berkesan malah menurut peserta pelatihan, acara kick andy aja kalah. Ada keharuan, kesedihan dan kegembiraan sesekali ada joke-joke kecil, memang Pak Din jagonya. Setelah dialog diadakan foto bersama peserta pelatihan bersama dengan Irma dan Pak Din.
Setelah motivasi, teori dan dialog dengan Pak Din, acara selanjutnya Pelatihan kerajinan keset, dengan dibagi 10 kelompok. Masing-masing kelompok mendapatkan mesin jahit, kain limbah dan pola jahitan gambar binatang. Setiap kelompok diajari langsung oleh Irma mulai dari melipat kain, menjahit sampai pada membentuk pola. Peserta sangat antusias mengikuti pelatihan, setelah pelatihan masing-masing kelompok akan dijadikan KUBE (Kelompok Usaha Bersama) produk dari KUBE akan dibeli dan dipasarkan langsung oleh Irma. Dengan catatan produk kesetnya sesuai dengan standard yang diinginkan. Selain itu diantara peserta pelatihan tersebut akan dipilih 3 orang untuk magang ke rumah produksi Bu Irma di Kebumen selama 3 hari untuk dilatih kembali biar mahir.
“Yang lebih penting dari program ini adalah setelah pelatihan. Kami akan bentuk KUBE yang setiap KUBE mempunyai tempat produksi. Nanti dibantu modal, bahan dll. Tidak mudah untuk menjadi pengusaha baru. Tapi kita harus bertekad untuk selalu memberikan pendampingan dan pemberdayaan. Semoga dengan pelatihan yang dibimbing oleh bu Irma ini memotivasi mereka. Khususnya mantan PSK dan anak jalanan. Harapan kami Motivasi ini terus melekat dihati sanubari. Merubah kebaikan melalui proses panjang. Muhammadiyah diera sekarang harus bisa merubah masalah-masalah keterpurukan sosial dengan pencerahan dan kebaikan “ Tutup M. Arif AN Ketua PCM Krembangan. (Sutikno, S.Sos).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar