Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta

Minggu, 23 September 2012

Allah Akan Meninggikan Derajat Para Mujahid

Silaturrahim Warga Muhammadiyah dan Ormas/Orpol Kota Surabaya

Momen silaturahim tidak hanya sebatas untuk meningkatkan jalinan ukhuwah dan kebersamaan melainkan juga dimaksudkan untuk konsolidasi organisasi. Karena itu PDM Kota Surabaya pada tanggal 23 September 2012 M atau 7 Dzulqo'dah 1433 H menyelenggarakan SILATURRAHIM Warga Muhammadiyah dengan Ormas dan Orpol se-Kota Surabaya. Tema acara ini adalah “Peran Ormas dan Orpol Islam dalam Kehidupan Sosial Politik”.



     Acara didahului dengan tilawah Al Qur’an oleh ust. Luqman yang dilanjutkan dengan Sambutan yang diwakili oleh Drs. Wahyudi Indra Jaya selaku Wakil Ketua PDM Surabaya. Dalam sambutannya mantan Ketua Majelis Dikdasmen PDM itu menegaskan bahwa hendaknya ummat Islam ini tidak berpecah-belah sesuai dengan QS. Ali Imron ayat 102-105. Sedangkan acara puncak adalah Ceramah Agama oleh Prof. DR. Thohir MA Ketua PWM. Jatim.
     Dalam ceramahnya Prof. DR. Thohir Luth, M.A mengajak segenap warga Persyarikatan untuk menempatkan peran da’wah amar ma’ruf sebagai social support dan nahi mungkar sebagai social control. Karena itu kita perlu segera berperan menjadi mujahid fi sabilillah dalam rangka menyelamatkan bangsa.
     Banyak yang menilai bahwa dakwah dengan lisan dan kitab belum menciptakan hasil yang optimal dalam rangka membentuk bangsa agar lebih bermartabat. Karena itu perlu diperkuat dengan dakwah bil-hal khususnya dalam bidang ekonomi sehingga ummat dapat bangkit taraf hidupnya dan meningkat kualitas iman dan taqwanya.
     Lebih lanjut Prof. Thohir Lurh mengungkapkan bahwa sungguhnya memang telah terjadi konflik diantara sesama muslim. Konflik itu bukan karena berbeda pendapat, tetapi karena berbeda pendapatan. Umat Islam justru sudah terdidik dengan perbedaan pendapat sehingga konflik yang muncul hanya sebatas pertarungan wacana dan khazanah intelektual. Justru karena perbedaan pendapatanlah yang memecah-belah persatuan ummat. Beda pendapatan sudah mendegradasi manusia dari hamba Allah menjadi hamba perut.
     Contoh lain dalam hal perbedaan adalah kemenangan Jokowi dalam pilgub DKI. Kehadiran Foke yang melambangkan eksistensi umat Islam dan partai pendukung-nya habis dilahap oleh Jokowi. Partai boleh kuat tapi pendukung partai belum tentu setia kepada partai. Isu SARA yang diangkat sebelum pemilihan, justru menjadikan Jokowi menang. Sejarah mencatat, pihak yang didzolimi justru mendapat kemenangan. Itulah yang terjadi di pilgub DKI Jakarta.
     Lebih jauh Prof. Thohir Luth mengungkapkan bahwa dalam kegiatan dakwah diperlukan kejujuran, keikhlasan dan ketulusan dalam menyampaikan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebagai pegiat dakwah kita dituntut untuk berperan maksimal sebagai mujahid dalam mengubah bangsa ini. InsyaAllah akan banyak imbalan bagi para mujahid. Allah akan melebihkan derajat orang yang berjuang di jalan Allah dengan diri dan harta. Barang siapa keluar dari rumah untuk berhijrah di jalan Allah dan RasulNya. Jika di kemudian hari menemui kematian, maka Allah mencatat kematian kita sebagai kematian yang mulia, penuh rahmat dan ampunan.
     Kenyataannya saat ini justru banyak orang-orang penting dalam perjuangan dan pergerakan Islam hanya berperan minimalis dalam berjihad. Kalau ia seorang guru besar pada perguruan tinggi Islam ia hanya mengajar, membuat makalah, dan pada akhirnya wadah tempatnya berjuang hanya untuk mencari makan bagi anak dan istrinya. Jika sudah demikian maka kambing saja lebih mulia posisinya di sisi Allah karena fungsinya bagi manusia dan sebagai sarana ibadah (qurban). Itu sebuah ironi bahwa peran mujahid saat ini sangat kurang optimal. Padahal tidak ada lagi yang lebih baik selain hidup mulia dan mati syahid, dan itu harus melalui wadah perjuangan. Jika manusia sudah absen dari kegiatan dakwah, maka Allah tidak akan memberinya penghargaan.
     Tidak adanya kesamaan visi, justru akan menghambat perjuangan. Contohnya tidak ada kesamaan visi antara suami dan istri. Pada masa dulu anak seorang Muhammadiyah akan dijodohkan dengan putri Aisyiyah agar terjadi kesamaan visi.
     Resistensi yang paling berat dalam perjuangan Islam justru dari keluarga. Maka jika seorang istri merelakan kepergian suaminya untuk berjuang itu pahalanya sama dengan suaminya.

Sebagai seorang mujahid perlu adanya syarat-syarat standar, yaitu :
1. Ikhlas atau tulus karena Allah.
     Dalam proses perjalanan, keikhlasan sering diuji dengan berbagai kepentingan sesaat. Ketika itulah umat Islam paling banyak yang tidak lulus dalam ujian ini. Maka ikhlas itu adalah kalau kita berjasa, maka sikap kita harus ‘keep silent’ tentang jasa tersebut.

2. Istiqomah
     Orang yang istiqomah, akan ada bantuan dari Allah dalam perjuangan. Allah akan menurunkan malaikatNya, karena itu jangan takut dan jangan bersedih. Jabatan di ormas itu adalah jabatan penghargaan dari Allah, jadi harus ikhlas dan istiqomah.

3. Soliditas
     Dalam sebuah perjuangan membutuhkan soliditas. Suatu saat, Umar Ibn Khattab mencopot jabatan panglima khalid bin Walid karena mulai muncul arogansi dari pasukannya. Jika dibiarkan maka akan menimbulkan ketidak-solidan dalam kesatuan, menimbulkan konflik dan menghambat perjuangan. Solid itu bukan berarti tidak berbeda pendapat, tapi ada kepatuhan pada pimpinan.

     Sekarang ini masih dirasakan bahwa masing-masing mempunyai gengsi dan berjuang sendiri-sendiri. Mengurus perjuangan berarti berhadapan dengan manusia. Mengatur manusia itu jauh lebih rumit. Maka agar kita tegar, maka perlu dirancang dan diatur niat bahwa dalam perjangan yang kita cari hanyalah ridho dari Allah sehingga jika ada tantangan dan masalah harus segera diselesaikan.
     Untuk mendapat ridho, maka umat Islm harus menjadi bagian dari solusi bukan bagian dari masalah. Ormas Islam, sudah waktunya menunjukkan jatidiri sebagai bagian dari solusi, bukan masalah. Prediksi ke depan akan terjadi gejolak yang lebih besar karena kecerdasan manusia semakin meningkat, tapi dalam bidang ekonomi masih minim. Di bagian akhir Prof. Thohir Luth berpesan bahwa tugas amar ma’ruf jangan ditinggalkan, militansi harus ditingkatkan dan tingkatkan kesamaan visi, guna membentuk bangsa indonesia di masa depan. (Adit-RED).


         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA