Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah
TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta
Sabtu, 15 September 2012
TAHUN 2040 INDONESIA JADI NEGARA ADIKUASA
Pada tanggal 15 September 2012 Majelis Dikdasmen PDM Surabaya menyelenggarakan Silaturrahim Guru dan karyawan Muhammadiyah se-Surabaya di Balas Klumprik. Sekitar 1.000 orang memadati gedung Graha Adi dan menyimak ceramah yang disampaikan oleh DR. Anwar Abbas dari PP. Muhammadiyah. Berikut ini adalah petikan dari ceramah beliau;
Tidak ada satu pun bangsa di dunia ini yang akan terus bertahan menjadi bangsa paling berkuasa. Ayat Al-Qur’an diatas menegaskan kejayaan manusia atau suatu bangsa secara sunnatulloh ada siklusnya. Bangsa-bangsa besar di masa lalu seperti Romawi, Yunani, dan Persia runtuh menjadi cacatan atau fosil sejarah. Islam pernah berjaya melahirkan peradaban emas selama berabad-abad sejak Dinasti Umayyah, Abbasiyah, dan berakhir dengan keruntuhan Dinasti Utsmaniyah. Demikian pula, peradaban Barat yang lahir sejak era Renaisance dan telah melahirkan ediologi materialisme, liberalisme, sekulerisme, dan hedonisme dengan system ekonomi kapitalismenya saat ini sudah di ambang keruntuhan. Krisis ekonomi tengah mengguncang Barat dan Eropa, yang selama ini membanggakan system kapitalisme sebagai system ekonomi terbaik diyakini merupakan akhir dari kejayaan Barat.
Pakar Futurisme Dr. John Naisbit dan Patricia Aburdene dalam bukunya ‘MegaTrend’ meramalkan, saat ini tengah tumbuh peta kekuatan ekonomi dan politik baru di kawasan Asia. Di antarnya China, Korea, India, Thailand, Malaysia, dan Indonesia. Indonesia menurut futurolog Amerika, penerima Nobel Ekonomi tersebut diyakini akan menjadi salah satu negara Adikuasa di tahun 2200-an. Dr. B.J. Habibie bahkan berani meramalkan, sesuai dengan potensi kekayaan sumber daya manusia dan sumber daya alamnya, Indonesia bisa menjadi negara Adikuasa dalam bidang ekonomi pada 2040. Persoalannya adalah siapakah yang akan menguasai ekonomi dan politik di masa itu. Umat Islam atau umat agama lain? Dimana posisi Muhammadiyah saat itu?
Sekedar ilustrasi, 80% kekayaan Indonesia saat ini dikuasai 100 pengusaha nonmuslim keturunan Cina. Hanya 20% ekonomi Indonesia beredar di antara 240 juta rakyat Indonesia. Taipan Eka Cipta Wijaya, pemilik Sinar Mas Group, adalah salah satu pengusaha terkaya Indonesia saat ini. Berkat kekayaannya, seorang taipan lain, Mochtar Riyadi, bahkan berencana mendirikan megaproyek misionaris berupa 50 rumah sakit dan 1.000 sekolah modern serempak di seluruh tanah air.
Muhammadiyah memiliki berpuluh ribu lembaga pendidikan dari TK sampai Perguruan Tinggi. Kita prihatin, sebab lembaga pendidikan Muhammadiyah berjalan nafsi-nafsi, berjalan sendiri-sendiri. Yang mampu dapat terus meningkatkan mutu. Tapi, sekolah yang tidak memiliki lahan, prasarana dan dana, semakin memprihatinkan kondisinya. Bahkan sudah banyak yang terpaksa ditutup. Kesejahteraan guru mengenaskan, tanpa jaminan kesehatan, apalagi jaminan hari tua atau purnatugas. Yang memprihatinkan, ketika membutuhkan dana, banyak lembaga pendidikan yang menjadi pengemis, dengan mengajukan proposal tertulis.
Sementara itu asset keuangan Muhammadiyah terlalu kecil jika dibanding nilai keuangan yang dikuasai oleh segelintir pengusaha yang menguasai 80% kekayaan finansial nasional. Jikia kondisi ini tidak segera diantisipasi kita khawatir Muhammadiyah tidak akan dapat berperan dalam rekayasa sosial ke depan.
Maka alternatif yang harus segera dilakukan adalah bagaimana Muhammadiyah segera memperbaiki sinergi, khususnya lembaga pendidikan. Generasi Muhammadi-yah harus didorong untuk menjadi pengusaha, bukan menjadi PNS. Menjadi PNS atau anggota DPR itu tidak mungkin bisa kaya. Kalau ada PNS atau politisi kaya pasti layak dipertanyakan dari mana dan dengan cara apa kekayaan mereka didapat.
Generasi muda Muhammadiyah harus didorong mengembangkan potensi entrepreneursip, sebab Nabi Muhammad sendiri telah berpesan, dari sepuluh sumber-sumber rejeki, delapan di antaranya tersedia dari usaha perdagangan. Para pendiri dan pimpinan Muhammadiyah adalah para pengusaha-pengusaha sukses yang telah berhasil membesarkan Persyarikatan. Harus disadari bahwa Muhammadiyah ini didirikan selain sebagai organisasi tajdid, dakwah amar ma’ruf nahi munkar, juga organisasi yang dapat mengatasi problem-problem sosial. (Abd.Hakim-RED / Foto: Aan.Nobita).
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar