Oleh : Drs. Symsun Aly, M.A (Ketua LAZISMU Surabaya)
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” (Q.S. An-Nisa’ ayat 36).
Sebelum muncul istilah “Pendidikan berKarakter” di Indonesia, Islam sudah lama sekali memberikan pelajaran yang berkaitan dengan pendidikan karakter tersebut. Akan tetapi, kebanyakan orang merasa alergi kalau pendidikan karakter yang kini lagi boming di tengah-tengah dunia pendidikan Indonesia itu, sebenarnya diilhami oleh akhlaq Islam. Misalnya dalam al-Qur'an surat an-Nisa': 36 di atas, sudah ada 10 model pendidikan karakter yang harus diajarkan dan diamalkan oleh manusia, yaitu :
Beribadah atau menghamba hanya kepada Allah.
Pendidikan karakter yang bersifat ideologi ini merupakan fondasi yang kokoh bagi kehidupan manusia, sehingga tidak mudah terombang-ambing oleh arus kehidupan yang kian dahsyat dan menggoda. Karakter ini juga yang membuat hidup seseorang mantap, nyaman dan aman.
Di balik itu semua, juga dapat menghindarkan manusia dari mental pengecut dan penjilat/ suka cari muka pada atasan. Tetap hormat tapi nggak sampai menyembah pimmpinan. Karena hanya Allah sajalah yang dapat memberikan rizki dan barokah bagi kehidupan manusia, selama ia mau berusaha dan berdo'a. (simak juga QS. Luqman:13).
Begitu pentingnya pendidikan karakter ini sehingga setiap muslim dibiasakan ikrar اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ (hanya kepadaMu (ya Allah) kami menghamba dan hanya KepadaMu kami mohon pertolongan) minimal 17 kali dalam sehari .
Ihsan kepada 2 Orang Tua.
Mengapa karakter berbuat baik (Ihsan) kepada 2 orang tua itu harus diajarkan sekaligus diamalkan oleh setiap orang? Ya..., karena tidak ada orang yang mempunyai cinta dan kasih sayang setulus 2 orang tua, dan tidak ada jasa paling besar melebihi jasa kedua orang tua, terutama ibu kita.
Merekalah yang punya andil dalam melahirkan, merawat dan mengantarkan kita sehingga dapat menggapai sekaligus mengenyam berbagai kesuksesan. Tanpa mereka mustahil kita ada, karena kita bukan Adam dan Hawa yang kehadirannya tanpa melibatkan orang tua.
Setelah kita kaya dan punya segalanya, terkadang justru lupa pada orang tua. Malah tidak sedikit yang benci, mencaci maki, menyakiti dan atau bahkan menghabisi mereka secara biadab. Na'udzu billah.
Islam mengajarkan bahwa berani (durhaka) kepada 2 orang tua merupakan salah satu dosa paling besar (dzanbi a'zham), yang menyebabkan seseorang sulit meraih sorga kehidupan, baik di dunia maupun di akhirat. Sehingga karakter yang diajarkan sekaligus diamalkan Islam adalah “Birrul Waaliain”, bukan “'Uquuqul Waalidain”. (Simak QS. Luqman : 14-15).
Karakter Kepedulian Sosial.
Dimulai berbuat baik (berbagi rizki) pada kerabat dekat, lalu anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat, tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil (musafir) dan budak-budak (para pembantu) kita. Karena Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong serta membangga-banggakan diri.(simak juga QS. Luqman:18).
Jika karakter ini dapat diajarkan sekaligus diamalkan anak didik atau para generasi penerus bangsa, maka ke depan akan bermuculan pengusaha/wirausahawan baru, dan selanjutnya akan tercipta kehidupan yang saling menyayangi (marhamah) di kalangan ummat Islam, terhindar dari sifat dendam dan saling bermusuhan. Karena karakter mau berbagi rizki kepada fihak yang kekurangan/membutuhkan adalah karakter mulia, yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang taqwa serta mampu dalam bidang finansial, baik melalui zakat, infaq, shadaqah, kurban serta ibadah sosial lainnya.
Pendidikan karakter lain yang diadop dari Islam adalah Kejujuran. Sedang manfaat dari karakter jujur ini Allah swt. berpesan khusus dalam al-Qur'an : ”Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah Perkataan yang benar. Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu...” QS. 33/ al-Ahzab : 70-71).
Sabda Nabi saw. : ”Hendaklah kamu berada dalam kebenaran/ kejujuran, karena kebenaran itu menuntun kepada kebaikan dan kebaikan itu menuntun ke sorga...”
Drs. Syamsun Aly, MA
Guru SMK Muhammadiyah 1 Kapasan
dan Ketua LAZISMU Surabaya
Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah
TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar