Oleh: Drs. Syamsun Aly, MA.
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan." (Q.S. Maryam 59). Ayat ini memberi alarm kepada kita semua selaku generasi tua, tentang bahaya besar yang akan datang sepeninggal kita, yakni kehadiran generasi yang rusak moralnya dan tidak mengenal Tuhannya, sehingga enggan melakukan shalat serta perintah agama lainnya.
Fenomena alarm Allah di atas sebenarnya sudah dapat kita saksikan dalam kehidupan saat ini, baik generasi muda yang tinggal di kota besar maupun di pelosok pedesaan. Yang namanya geng motor urakan di akhir pekan dan malam tahun baru, mabuk-mabukan disertai perjudian, penggunaan dan pengedaran obat-obat terlarang, pergaulan bebas, pemerkosaan, penodogan, perampokan dan pembunuhan, serta tindak keji dan kriminal lain, yang kebanyakan dilakukan oleh kawula muda.
Sementara ada pepatah Arab yang sering kita dengar yakni “Syubbaanul Yaumi Rijaalul Ghaddi” artinya “Pemuda hari ini adalah Pemimpin hari Esok”. Menegaskan betapa pentingnya generasi muda bagi kehidupan di masa mendatang. Bahkan baik buruk suatu bangsa sangat tergantung pada pemuda yang ada saat ini. Nah bagaimana wajah kehidupan di masa mendatang kalau generasi mudanya rusak…?
Itulah sebabnya pemimpin yang berhasil adalah pemimpin yang mampu menyiapkan generasi mudanya lebih baik dari generasinya, untuk melanjutkan tugas kepemimpinan di masa mendatang, yang memiliki tantangan dan kompetisi lebih berat.
KEGALAUAN ORANG TUA
Nabi Zakariyah as. pernah resah karena sang istri mandul, usia sudah lanjut dan rambutnya penuh uban, tapi belum juga dikaruniai momongan, sehingga beliau tidak henti-henti curhat dan berdo'a : “Dan sesungguhnya aku khawatir terhadap mawaliku sepeninggalku, sedang isteriku adalah seorang yang mandul, Maka anugerahilah aku dari sisi Engkau seorang putera, Yang akan mewarisi aku dan mewarisi sebahagian keluarga Ya'qub; dan Jadikanlah ia, Ya Tuhanku, seorang yang diridhai". (QS. 19 / Maryam 5-6). Zakariya sangat bergembira setelah ada tanda-tanda bakal punya momongan dari Allah, walau harus ngidam tidak dapat bicara selama 3 hari lamanya. Dalam perkembangan berikutnya generasi dambaan itu diberi nama Yahya, yang kemudian menjadi Nabi Utusan Allah, seperti dirinya.
Kegalauan juga pernah dirasakan oleh Nabiyullah Ibrahim as. Ketika usia sudah beranjak tua tapi belum juga dianugerahi seorangpun putera. Sehinga beliau selalu berdo'a : ”Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.” (Q.S. 37 / As-Shaffat : 100).
Seperti halnya Nabi Zakariya, Nabi Ibrahim juga sangat gembira setelah dianugerahi putra laki-laki, yang diberinya nama Ismail dan selanjutnya menjadi Nabi dan Rasul, penerus perjuangannya. Seperti penyataan Allah : "Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar (Ismail)". (Q.S. 37 / As-Shaffat : 101).
Sejarah mencatat bahwa generasi Nabi Zakariyah dan Nabi Ibrahim adalah generasi yang baik dan berhasil, karena kedudukan orang tua sebagai utusan Allah dapat diteruskan oleh anak cucunya. Namun setelah itu datanglah generasi yang buruk, yang jauh dari karakter serta cita-cita luhur orang tuanya. Seperti isyarat Allah pada ayat 59 dari Surat Maryam di atas.
BAGAIMANA SOLUSINYA…?
Perlu ada solusi yang tepat agar tidak muncul generasi yang rusak dalam kehidupan ini, antara lain :
1. Do'a yang tulus dari orang tua, baik sebelum anak lahir maupun setelah mengarungi bahtera kehidupan.
2. Dididik agama yang baik dengan penguatan akidah dan ibadah yang benar, atau diserahkan pada orang shalih untuk mendidiknya.
3. Diberi contoh akhlak yang baik dalam kehidupan rumah tangga maupun masyarakat sekitarnya.
4. Diberi amanah dan tanggung jawab dalam kehidupan sesuai dengan umurnya.
5. Diperintah untuk berteman dan bergaul dengan orang-orang shalih.
6. Diajari ketrampilan agar mamdiri dan sanggup berkompetisi dalam kehidupan.
7. Diberikan penyadaran bahwa segala bentuk pelanggaran dan tindak kejahatan itu akan merugikan diri sendiri atau orang lain.
8. Dicarikan jodoh yang baik agar menghasilkan generasi yang shalih / shalihah.
Drs. Syamsun Aly, M.A.
Penulis adalah Guru / Dosen, dan Ketua LAZISMU Surabaya
Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah
TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar