Dalam kehidupan ini, selalu menglami perubahan. Dari kecil menjadi besar, dari muda menjadi tua, dari tidak mengrti menjadi pandai, dan dari tidak punya apa-apa menjadi konglomerat yang punya segalanya.Dari tinjauan struktural, hidup ini memang selalu berubah ke atas. Semula bayi lalu menjadi anak-anak, remaja, kemudian menjadi orang dewasa, yang dalam hal ini tidak mungkin mengalami penurunan, yakni menjadi bayi kembali.Namun dari segi fungsional, kehidupan bisa saja berubah ke arah sebaliknya. Yang kaya tiba-tiba jadi miskin atau bangkrut, yang menduduki jabatan atau kekuasaan akhirnya turun juga menjadi rakyat biasa dan seterusnya.
PERUBAHAN INDIVIDUAL
Islam menganjurkan manusia berubah ke arah yang lebih sempurna, baik dari segi struktural maupun fungsional dan jasmani maupun rohani Karena itulah cita-cita luhur ajaran Islam. Sebagaimana pernyataan Nabi Muham-mad saw. ”Barang siapa yang harinya lebih baik dari kemarin, maka dialah orang yang beruntung (sukses)”. Namun “Barang siapa yang harinya seperti kemarin, maka dialah orang yang merugi”.
Ada seorang pemuda bercita-cita ingin menjadi pengusaha percetakan. Karena uang nggak punya, maka terlebih dahulu dia memulai sebagai karyawan di sebuah percetakan terkenal di Surabaya. Semua seluk beluk percetakan dipelajarinya dengan teliti, termasuk cara mencentak yang baik dan memuaskan, cara menggait pelanggan serta cara marketing yang handal.
Setelah cukup mengabdi sebagai kuli percetakan dan mendapat ilmu serta pengalaman yang cukup, akhir-nya ia mengundurkan diri dan merintis usaha percetakan sendiri, dengan modal uang hasil kerja dan pengalaman berwirausaha dari majikannya.
Alhamdulillah, dalam waktu 5 tahun ia berusaha, Allah yang Maha Pemurah memberi kelancaran dan berkah yang luar biasa. Kondisi kehidupan yang semula jadi karyawan dengan penghasilan pas-pasan, kini berubah menjadi juragan yang serba kecukupan.
PERUBAHAN SOSIAL
Di samping anjuran perubahan individual, ayat 11 dari Surat Ar-Ra'du di atas menegaskan tetang adanya perubahan sosial. Yakni perubahan suatu kaum (kelompok masyarakat) harus dimulai dari diri mereka sendiri. Jika sekelompok masyarakat sepakat untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik, niscaya Allah akan merubah keadaan masyarakat tersebut kea rah yang lebih baik pula.
Bagaimana dengan organisasi sosial keagamaan..? tentu saja juga demikian, karena di dalamnya juga terdiri dari kumpulan beberapa orang. Sebagai organisasi keagamaan, Muhammadiyah dalam peringatan miladnya yang ke 102, telah mengusung tema “Membangun karakter utama untuk kemandirian dan kemajuan bangsa”. ini adalah tema strategis yang bersifat ideologi. Artinya kalau ingin merubah Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang mandiri dan berkemajuan, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah memperbaiki karakter jelek para pemimpinnya, agar menjadi pemimpin yang berkarakter utama atau berakhlaqul karimah, sekaligus berjiwa amanah. Selanjutnya baru pembinaan terhadap para anggotanya.
Karena sebagus apapun slogan dan program yang telah disepakati bersama melalui musyawarah, tidak akan berarti apa-apa jika para pemimpinnya tidak amanah dan melakukan kecurangan di mana-mana, dengan dalih agama dan atau aturan yang sudah direkayasa.
Muhammadiyah sebenarnya kaya dan memiliki segalanya untuk berda'wah atau membantu sesama. Namun jika pimpinan dan pelaksananya tidak amanah, maka potensi Muhammadiyah yang luar biasa ini, akan berubah menjadi neraka. Pimpinan tidak lagi sayang kepada anggotanya dan anggota tidak lagi hormat kepada pimpinannya. Kehidupan marhamah (saling menyayangi) tidak lagi hadir dalam jam'iyyah Muhammadiyah tercinta. Sebaliknya berganti menjadi arena konflik politik yang tidak ada habisnya.
Memasuki tahun baru hijriyah 1433 H. dan tahun baru miladiyah 2012 ini, mari kita semua berhijrah. Bukan perpindahan fisik kita, tapi perubahan niat dan jihad kita. Niat berjihad di Muham-madiyah karena Allah dan Rasul-Nya dan bukan mencari sesuatu yang bersifat keduniaan semata. Agar hidup kita sakinah, serta penuh rahmat dan berkah.
Mari kita jaga amanah yang sudah dipercayakan pada kita, karena itu merupakan ciri orang beriman, yang dicintai Allah dan masyarakat sekeliling kita. Hindari sifat curang, khiyanat serta manipulasi keadaan, karena itu bukan karakter kita sebagai orang beriman. Kecurangan hanya pantas disandang orang munafiq yang bermuka ganda, yang biasa berkata dusta, ingkar janji dan khiyanat (curang) terhadap amanah yang telah dipercayakan.
Karena sanksi bagi orang munafiq itu sangat berat. Seperti pernyataan Allah dalam al-Qur'an: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong-pun bagi mereka.” (QS.An-Nisa' 145).
Kemudian, dengan penuh kesungguhan untuk melaksanakan tugas mulia yang telah diamanatkan kepada kita, menuju perubahan ke arah yang lebih baik bagi semuanya. SEMOGA..
Drs. SYAMSUN ALY, M.A
Guru/Dosen dan Ketua LAZISMU Surabaya
Islam menganjurkan manusia berubah ke arah yang lebih sempurna, baik dari segi struktural maupun fungsional dan jasmani maupun rohani Karena itulah cita-cita luhur ajaran Islam. Sebagaimana pernyataan Nabi Muham-mad saw. ”Barang siapa yang harinya lebih baik dari kemarin, maka dialah orang yang beruntung (sukses)”. Namun “Barang siapa yang harinya seperti kemarin, maka dialah orang yang merugi”.
Ada seorang pemuda bercita-cita ingin menjadi pengusaha percetakan. Karena uang nggak punya, maka terlebih dahulu dia memulai sebagai karyawan di sebuah percetakan terkenal di Surabaya. Semua seluk beluk percetakan dipelajarinya dengan teliti, termasuk cara mencentak yang baik dan memuaskan, cara menggait pelanggan serta cara marketing yang handal.
Setelah cukup mengabdi sebagai kuli percetakan dan mendapat ilmu serta pengalaman yang cukup, akhir-nya ia mengundurkan diri dan merintis usaha percetakan sendiri, dengan modal uang hasil kerja dan pengalaman berwirausaha dari majikannya.
Alhamdulillah, dalam waktu 5 tahun ia berusaha, Allah yang Maha Pemurah memberi kelancaran dan berkah yang luar biasa. Kondisi kehidupan yang semula jadi karyawan dengan penghasilan pas-pasan, kini berubah menjadi juragan yang serba kecukupan.
PERUBAHAN SOSIAL
Di samping anjuran perubahan individual, ayat 11 dari Surat Ar-Ra'du di atas menegaskan tetang adanya perubahan sosial. Yakni perubahan suatu kaum (kelompok masyarakat) harus dimulai dari diri mereka sendiri. Jika sekelompok masyarakat sepakat untuk melakukan sebuah perubahan ke arah yang lebih baik, niscaya Allah akan merubah keadaan masyarakat tersebut kea rah yang lebih baik pula.
Bagaimana dengan organisasi sosial keagamaan..? tentu saja juga demikian, karena di dalamnya juga terdiri dari kumpulan beberapa orang. Sebagai organisasi keagamaan, Muhammadiyah dalam peringatan miladnya yang ke 102, telah mengusung tema “Membangun karakter utama untuk kemandirian dan kemajuan bangsa”. ini adalah tema strategis yang bersifat ideologi. Artinya kalau ingin merubah Muhammadiyah menjadi organisasi Islam yang mandiri dan berkemajuan, maka yang harus dilakukan pertama kali adalah memperbaiki karakter jelek para pemimpinnya, agar menjadi pemimpin yang berkarakter utama atau berakhlaqul karimah, sekaligus berjiwa amanah. Selanjutnya baru pembinaan terhadap para anggotanya.
Karena sebagus apapun slogan dan program yang telah disepakati bersama melalui musyawarah, tidak akan berarti apa-apa jika para pemimpinnya tidak amanah dan melakukan kecurangan di mana-mana, dengan dalih agama dan atau aturan yang sudah direkayasa.
Muhammadiyah sebenarnya kaya dan memiliki segalanya untuk berda'wah atau membantu sesama. Namun jika pimpinan dan pelaksananya tidak amanah, maka potensi Muhammadiyah yang luar biasa ini, akan berubah menjadi neraka. Pimpinan tidak lagi sayang kepada anggotanya dan anggota tidak lagi hormat kepada pimpinannya. Kehidupan marhamah (saling menyayangi) tidak lagi hadir dalam jam'iyyah Muhammadiyah tercinta. Sebaliknya berganti menjadi arena konflik politik yang tidak ada habisnya.
Memasuki tahun baru hijriyah 1433 H. dan tahun baru miladiyah 2012 ini, mari kita semua berhijrah. Bukan perpindahan fisik kita, tapi perubahan niat dan jihad kita. Niat berjihad di Muham-madiyah karena Allah dan Rasul-Nya dan bukan mencari sesuatu yang bersifat keduniaan semata. Agar hidup kita sakinah, serta penuh rahmat dan berkah.
Mari kita jaga amanah yang sudah dipercayakan pada kita, karena itu merupakan ciri orang beriman, yang dicintai Allah dan masyarakat sekeliling kita. Hindari sifat curang, khiyanat serta manipulasi keadaan, karena itu bukan karakter kita sebagai orang beriman. Kecurangan hanya pantas disandang orang munafiq yang bermuka ganda, yang biasa berkata dusta, ingkar janji dan khiyanat (curang) terhadap amanah yang telah dipercayakan.
Karena sanksi bagi orang munafiq itu sangat berat. Seperti pernyataan Allah dalam al-Qur'an: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolong-pun bagi mereka.” (QS.An-Nisa' 145).
Kemudian, dengan penuh kesungguhan untuk melaksanakan tugas mulia yang telah diamanatkan kepada kita, menuju perubahan ke arah yang lebih baik bagi semuanya. SEMOGA..
Drs. SYAMSUN ALY, M.A
Guru/Dosen dan Ketua LAZISMU Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar