Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta

Rabu, 01 Juni 2011

ANTARA MANUSIA DAN BINATANG

Oleh : ABDUL HAKIM, M.Pd.I
Apakah perbedaan prinsip antara manusia dengan binatang? Nilai-nilai! Manusia terikat nilai. Sedang binatang tidak!  Allah menganugerahkan akal kepada manusia sebagai alat untuk melakukan identifikasi.  Berkat akalnya, manusia bisa mengenali baik-buruk, halal-haram, salah-benar, hak-kewajiban, haq-batil, pahala-dosa, manfaat-sia-sia, ikhlas-pamrih, syukur-kufur, dan nilai-nilai lainnya. Berkat akal yang menuntun perilakunya, akhlak manusia jadi terpuji. 
Berkat kemampuan mengidentifikasi dan komitmennya pada nilai-nilai, manusia bisa  meraih pahala, kebajikan, kemuliaan, kehormatan, kebahagiaan, dan keselamatan. Ketika kemampuan identifikasi dan komitmennya pada nilai-nilai tersebut ditinggalkan, manusia bisa menuai bencana, kerugian, kehinaan, bahkan azab dan siksaan.


Kalau Anda peduli pada nilai-nilai kemanusiaan, menolong sesama, menjaga kebersamaan, menegakkan keadilan dengan ikhlas, tentu sepantasnya Anda memperoleh pujian, pahala dan kehormatan. Kehidupan ini menjadi damai ketika setiap orang mau melaksanakan nilai-nilai kesetaraan dan kebersamaan yang menjadi dambaan setiap manusia.

Sebaliknya bila Anda mencuri, menyuap, berzina, merusak, membunuh, menipu, sewenang-wenang, atau merampas hak asasi orang, selayaknya bila Anda menuai balasan setimpal berupa hukuman atau kehinaan. Kehidupan menjadi ternoda dan terluka akibat perbuatan anarki yang sudah pasti merugikan dan merendahkan martabat manusia ini.

Demikianlah manusia. Setiap amal yang dilakukan secara sadar memiliki konsekuensi nilai, menjadi mulia atau hina. Meraup pahala atau sebaliknya dosa. Meninggikan martabat atau merendahkannya. Meraih rahmat atau laknat. Menikmati syurga atau tersiksa di neraka. Perilakunya dinilai terpuji, atau sebaliknya dipandang tercela dan dicaci.

Adapun binatang, kendati memiliki otak, tidak memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi nilai-nilai tersebut. Binatang bahkan tidak ditakdirkan untuk memiliki komitmen pada nilai. Binatang, karenanya, tidak menuai pahala atau dosa atas segala tindakannya. Binatang memang tidak akan pernah berubah, sebab komunitas fauna ini memang tidak akan pernah bisa dibina, dididik, atau dinasihati. Binatang memang tidak mengenal nilai baik atau buruk.

Jika pun ada binatang “menolong” manusia itu bukan termasuk kategori amal salih. Jika ada binatang menyakiti bahkan memangsa manusia itu juga bukan kejahatan, bukan tindak criminal yang harus dikenai sanksi hukum. Jika ada tikus menggerogoti beras atau makanan kita itu tidak lebih dari sekedar naluri hewaniyah. Binatang memang tidak ditakdirkan untuk mengenal baik-buruk, atau salah-benar. Binatang tidak mengenal kemuliaan atau kehinaan hidup. Begitulah anjing,babi, tikus, dan sebangsanya.

Tetapi ada pelajaran berharga dari binatang. Mereka tidak akan pernah ada yang berperilaku seperti manusia. Sebaliknya banyak manusia yang berperilaku seperti binantang. Bahkan lebih buruk lagi dari makhluk Alloh yang tidak dianugerahi akal dan hati ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA