Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

Sambut Ramadhan 1442 Hijriyah

TV MUHAMMADIYAH (ADiTV Jogja)

Untuk dapat menonton konten ini anda perlu menginstall flash player
# Langsung live dari Adi-TV Jogjakarta

Selasa, 05 April 2011

WANITA SHOLEHAH PERHIASAN TERINDAH

Raden Ajeng Kartini (21 April 1879 – 17 September 1904), bagi rakyat dan bangsa Indonesia memiliki kedudukan istimewa karena perannya yang begitu cemerlang membuka tabir kegelapan hingga terbitlah terang, lebih-lebih ketika bangsa yang sedang terjajah, terbelenggu dan terus dibodohkan. Di tengah keterbatasan yang ada Kartini bangkit sehingga dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Ide dan pemikiran Kartini sebagaimana yang tertuang dalam surat-suratnya menunjukkan kepedulian atas kondisi sosial wanita saat itu, sehingga ia berharap ada kesempatan bagi wanita untuk belajar dan menuntut ilmu. Beliau dengan kritis mempertanyakan pola beragama yang sekedar dilafalkan dan kurang dipahami secara benar. Menurut Kartini agama harus bisa menjaga kita dari dosa. Begitulah sekilas harapan dan perjuangannya untuk kebangkitan kaum wanita dari keterpurukan, dan bukan sekedar peringatan Kartinian (21 April) dengan penampilan model busana tetapi jauh dari ide-ide cemerlang pemberdayaan.

Disamping RA Kartini, juga ada Nyai Walidah Dahlan (Yogyakarta, 1872 s/d 31 Mei 1946). Sebagai istri KH. Ahmad Dahlan, beliau juga menjadi penggerak gerakan wanita pada mulanya di Kauman Yogjakarta dengan nama gerakan “Sopo Tresno”. Pada mulanya masyarakat kauman menganggap wanita itu subordinat dari laki-laki, tetapi Nyai Dahlan mencoba menyadarkan pandangan seperti itu tidak berdasar, dalam pandangannya kaum wanita adalah patner dari laki-laki. Mereka sendirilah yang harus bertanggungjawab dihadapan Allah SWT. Beliau juga menggerakkan kegiatan pendidikan bagi kaum wanita serta menentang kebijakan kawin paksa, sehingga mendapat perlawanan dari sebagian masyarakat waktu itu. Namun akhirnya masyarakat bisa memahami pemikiran Nyai Dahlan.



Keberadaan pengajian Sopo Tresno mampu mensinergikan kegiatan dakwah dan pendidikan, sekaligus sebagai upaya membendung gerakan kristenisasi yang begitu hebat pada waktu itu. Nama kelompok pengajian itu kemudian berubah menjadi Aisyiyah sebagai salah satu organisasi otonom Muhammadiyah yang berdiri pada 22 April 1917 yang bertepatan dengan 27 Rajab 1355 H.

Napoleon Bonaparte sebagai pemimpin besar yang dijuluki “Singa dari daratan Eropa”, ternyata sangat mengagumi kiprah dari kaum wanita yang sempurna kebaikannya. Menurutnya “Perancis tidak mungkin mengalami kejayaan dan kebesaran kecuali dengan adanya wanita-wanita yang baik”. Kemampuan wanita untuk perbaikan kehidupan sungguh strategis sekali, sehingga mampu menopang sekaligus bersinergi atas peran kaum pria. Keduanya memang makhluk Allah SWT yang memiliki kelebihan dan kekurangan untuk bisa dipahami secara bijak dan manusiawi.

Wanita dipuja-puja karena kecantikan sehingga membuat kaum pria tergila-gila untuk memuaskan nafsunya, sekaligus dihina-dinakan tanpa pertimbangan nilai-nilai kemanusiaan. Menurut A. Nunuk P. Muniati, dalam bukunya Perempuan Indonesia dalam perspektif agama, budaya dan bangsa, dinyatakan : Korban mayoritas dari kejahatan seks  dan pelecehan seks adalah perempuan. Bahkan sekarang ini korban berkembang pada anak-anak. Situasi masyarakat yang penuh dengan permasalahan sosial telah membawa malapetaka ini. Manusia mulai tidak dapat melihat iman dalam beragama. Agama dijadikan kedok, bahkan agama sering dimanfaatkan untuk perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak Allah, yakni menciptakan keadilan demi keselamatan manusia.

Kondisi seperti ini sungguh memprihatinkan karena wanita telah dijadikan obyek pelampiasan nafsu dan kekerasan. Rasa hormat sebagai sesama manusia seharusnya bisa dikembangkan dalam kehidupan ini. Problem seperti ini harus diberikan solusi disamping aturan yang benar-benar adil dan manusiawi. Diharapkan wanita mampu memerankan diri secara konsisten sebagai wanita muslimah yang sholehah. Rasulullah Saw. bersabda : “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita sholehah” (HR. Muslim).


Wanita sholehah adalah penerang peradaban yang akhir-akhir ini semakin mengaburkan nilai-nilai etika, kemanusiaan dan ketuhanan. Berbagai aksi pornografi, perselingkuhan dan sejenisnya seringkali meruntuhkan kemuliaan dan harga diri seorang wanita. Maka tepatlah kehadiran wanita solehah untuk memberikan penerangan ketika kegelapan semakin menggelapkan dan memberikan pemberdayaan ketika wanita selalu direndahkan, serta memberikan penyadaran ketika wanita sering dilecehkan. Keberadaan wanita sholehah sebagai perhiasan bukan berarti sebagai  obyek pemuasan tetapi merupakan kehormatan atas prestasi keunggulan dari nilai akhlaqul karimah, aqidah, ibadah, dan muamalah yang sempurna.


Wanita sholehah adalah pribadi yang amanah baik terhadap harta suami, disamping menjaga maru'ahnya, serta mampu menjadi pendidik dan pengasuh terbaik bagi anak-anaknya ketika berbagai pola asuh yang tidak bertanggung jawab semakin merusak karakter anak-anak kita.


Selanjutnya Allah SWT berfirman dalam surat Al-A'raf 189 : “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur". Dan, Rasulullah SAW bersabda : “ Barangsiapa yang diberi istri yang sholehah oleh Allah SWT, berarti ia telah ditolong oleh-Nya separuh agamanya. Oleh karena itu,hendaklah ia bertaqwa kepada Allah pada separuh yang lain” (HR. Thabrani, Baihaqi, Hakim), dalam riwayat yang lain Rasul bersabda : “Tidaklah orang tua memberikan suatu pemberian kepada anak-anaknya yang lebih utama dari pada pendidikan yang baik” (HR. Tirmidzi)


Betapa bahagianya perhiasan yang terindah dari wanita sholehah itu bisa hadir di rumah kita, karena akan mampu melahirkan ketentraman, kedamaian dan kesejahteraan, sehingga biduk rumah tangga akan kokoh dan tangguh dalam menghadapi berbagai kemaksiatan dan kemungkaran yang merasuki keluarga dan masyarakat sekitar kita. Dalam genggaman wanita sholehah akan lahir dan tumbuh buah-buah hati yang yang memiliki karakter untuk peduli dan sadar dalam mewujudkan kebahagiaan. Wanita Solehah perhiasan yang mampu mencerahkan peradaban yang bermutu, sekaligus menghancurkan perilaku kehinaan yang menyesatkan. Kita sambut kehadiran bidadari syurga dirumah dan lingkungan kita agar kehidupan lebih bermakna karena peran wanita sholehah.

ANDI HARIYADI, M.Pd.I
Dewan Pengawas LAZISMU Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


LAZISMU Surabaya

LAZISMU Surabaya
Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah Surabaya

MARI BERAMAL NYATA

MARI BERAMAL NYATA