Musyawarah Daerah (Musyda) Muhammadiyah Kota Surabaya yang dilaksanakan pada hari Ahad tanggal 30 Januari 2011 telah menghasilkan beberapa keputusan penting yang akan dijadikan pedoman bagi gerak langkah Persyarikatan periode 2010-2015. Keputusan yang telah dicapai meliputi evaluasi dan penerimaan laporan pertanggung-jawaban periode 2005-2010, program kerja, kebijakan organisasi dan tentunya pergantian kepemimpinan untuk masa lima tahun kedepan.Musyda dihadiri lebih dari 300 orang utusan dari PCM dan PRM se-Surabaya dan dibuka secara resmi oleh dr. Sukadiono, Wakil Ketua PWM. Jatim. Selain itu juga disampaikan sambutan Pemerintah Kota yang diwakili oleh Wakil Walikota Surabaya, Bambang Dwi Hartono.
Setelah melalui proses pemilihan yang panjang beberapa tahap mulai dari pengusulan calon, verifikasi, penetapan calon tetap pada masa pra-Musyda, maka pada tahap pemilihan di Musyda telah menghasilkan kepemimpinan baru. Ke-13 orang yang terpilih itu adalah sebagai berikut : Drs. Zayin Chudori, M.A, Drs. Ma’sun Jayadi, M.A, Hamri Al-Jauhari, Drs. Andi Hariyadi, M.Pd.I, Drs. Sujatno, M.Si, M.Pd.I, Drs. Subari, Drs. Wahyudi Indrajaya, Aqib Zarnuji, S.Ag, Ezif Fahmi Wasi’an, Drs. Hasan Madjuri, M.A, dan Drs. Khoiruddin, M.A. Setelah ke-13 pimpinan terpilih tersebut bermusyawarah, akhirnya diputuskan Drs. Zayin Chudori, M.A. sebagai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Surabaya untuk periode 2010-2015, menggantikan Drs. Syaifudin Zaini, M.Pd.I yang telah menjadi Bendahara PWM. Jatim.
Selain masalah kepemimpinan, Musyda juga menghasilkan beberapa rekomendasi antara lain : dalam bidang pendidikan akan dilakukan pembenahan secara menyeluruh menyangkut kuantitas dan kualitas lembaga pendidikan (perguruan Muhammadiyah) yang ada di Surabaya sehingga benar-benar terwujud ciri dan corak pendidikan Muhammadiyah seutuhnya. Dalam hal kesehatan akan segera dibangun Rumah Sakit Muhammadiyah (RSM) II yang terletak di Jalan Labansari Surabaya Timur.
TUTUP TEMPAT PELACURAN
Dalam hal kehidupan kemasyarakatan Muhammadiyah mendesak agar Pemerintah Kota segera merealisasikan penutupan tempat-tempat pelacuran yang ada di Metropolis Surabaya. Memang terdapat tempat pelacuran yang sudah ‘redup secara alami’ namun yang terbesar masih tetap eksis seperti kawasan Dolly, sehingga alangkah baiknya jika segera dilakukan penutupan, pemberdayaan penghuninya pasca penutupan dan dilakukan pencegahan terhadap efek negatif yang mungkin terjadi akibat penutupan tempat pelacuran itu.
Dalam hal pembinaan kehidupan beragama dan kerukunan antar ummat beragama Muhammadiyah memandang perlu agar ditingkatkan kerjasama erat antar ormas Islam untuk pengawasan secara ketat terhadap maraknya pembangunan rumah-rumah ibadah (non Muslim) di kawasan mayoritas Muslim. Selain itu juga perlu dilakukan pengawasan terhadap perkembangan ajaran-ajaran agama yang menyimpang atau beraliran sesat untuk segera dilakukan tindakan penertiban, pembinaan dan dicarikan solusi pemecahannya. (Adit-RED).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar