Pengaruh televisi (TV) yang sangat besar terhadap anak membuat hubungan anak dan TV menjadi sangat dekat. Bisa jadi hubungan keduanya menjadi lebih dekat dibandingkan interaksi antara anak dengan keluarga atau orangtuanya, karena lebih banyak menghabiskan waktu menonton TV daripada melakukan hal lainnya.Kehadiran TV bagai pisau bermata ganda, di satu sisi memberikan pengetahuan disisi lain berdampak negatif dalam proses perkembangan anak, baik fisik, psikis, maupun sosial. Karena pada usia anak-anak dianggap berada dalam usia rentan. Pengertian televisi yaitu suatu perlengkapan elektronik yang pada dasarnya adalah sama dengan gambar hidup yang melipulti gambar dan suara. Gambar yang terdapat pada TV merupakan lambang komunikasi yang dapat dilihat dan didengar pada waktu yang sama.
Televisi Sebagai Alat Pendidikan Bagi Anak.
Onong uchyana Effendy (1975) menyatakan, “..televisi merupakan alat pendidikan bagi anak-anak, setidak-tidaknya mereka belajar dari menonton..”. TV sebagai media elektronik banyak mempengaruhi anak-anak dalam mengadaptasi siaran-siarannya. Kekhawatiran orang tua tentang mutu siaran TV telah menyadarkan berbagai pihak untuk bersama-sama bertanggung-jawab terhadap kelanjutan generasi penerus ini. Sebenarnya banyak siaran-siaran televisi yang tidak berdampak negatif pada anak, asalkan orang tua harus memberikan pemahaman kepada anak-anak apabila mereka sedang menonton sendiri atau tanpa pengawasan orang tua, karena bisa saja siaran yang mereka tonton tidak pantas untuk seusianya.
TV mempunyai sisi posisitf karena mampu memberikan gambaran secara nyata tentang berbagai fenomena pada anak, lebih konkrit, lebih mudah dipahami dikarenakan hal tersebut merupakan hal-hal yang baru bagi otaknya, yang belum mereka dapatkan dari hasil pendidikan di sekolah maupun dari lingkungan dimana anak-anak tersebut tinggal dan bersosialisasi. Dengan demikian anak akan lebih tertarik. Sisi positif lainnya di beberapa tayangan tertentu dapat menjadi sumber pelajaran yang dapat membentu anak untuk memahami dunia dan bahkan memperkaya ilmu yang telah didapatkan di bangku sekolah. Contohnya, program acara pendidikan, anak-anak yang suka menonton tayangan itu mendapat lebih banyak ilmu dibandingkan anak-anak yang tidak menonton program itu. Mereka mendapat lebih banyak ilmu karena secara tidak langsung mereka belajar dari menonton program pendidikan itu.
Televisi Berdampak Negatif Bagi Anak.
Dr. Popon (1993) menyatakan, “Akibat film serial di televisi banyak membawa dampak negatif yang sangat mempengaruhi kehidupan anak remaja sekarang”. TV bisa berdampak buruk bagi anak, karena merupakan media peniruan dan penanaman nilai negatif, padahal anak-anak belum mampu membedakan mana yang baik dan buruk serta mana yang pantas dan tidak pantas. Misalnya mencontek, mempertontonkan aib orang lain dan menipu. Belum lagi film-film kartun yang penuh dengan kekerasan. Mereka akan belajar bahwa kekerasan itu menyelesaikan masalah. Anak-anak yang sering dan selalu ketagihan menonton program hiburan dan kartun biasanya memperoleh nilai yang lebih rendah dibanding anak yang sedikit saja menonton tayangan yang sama.
Menonton TV bisa membuat anak cenderung bersikap individualis sehingga ketrampilan anak tersebut menjadi kurang berkembang. Jika proses ini terjadi terus menerus maka akan mengakibatkan semakin turunnya kemampuan anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Tayangan televisi juga dapat menurunkan minat baca dan penurunan memori pada anak. Pengaruh fisiknya anak cenderung mempunyai masalah kegemukan, karena biasanya mereka akan terlalu banyak makan camilan sambil menonton TV. Sehingga pembakaran kalori tubuh saat menonton TV jauh lebih sedikit dibandingkan jika mereka beraktivitas lainnya. Jika sudah tenggelam dalam berkonsentrasi menonton TV, metabolismenya akan menurun hingga dibawah rata-rata normal pada saat istirahat. Adapun pengaruh psikisnya, anak-anak cenderung lebih agresif dibandingkan dengan yang jarang menonton TV.
Tanpa pengawasan orang tua TV dapat berbahaya bagi anak-anak,dalam hal pola pikir, perilaku dan kebiasaannya yang berpengaruh terhadap pembentukan watak hingga dewasa nanti. Bagaimanapun TV merupakan salah satu media belajar bagi anak dan bisa memberikan pengaruh positif terhadap tumbuh-kembangnya. Yang penting adalah bagaiman mencegah agar anak jangan sampai kecanduan menonton TV, karena menonton TV anak cenderung pasif. Berbeda jika ia bermain dengan temannya, ia akan aktif baik fisik maupun komunikasi sosialnya sehingga terjadi timbal balik, belajar saling memberi.
Yang lebih bijaksana adalah orang tua harus mengontrol tayangan TV bagi anak-anaknya. Setidaknya memberikan pemahaman mana yang bisa mereka tonton dan mana yang tidak boleh. Orang tua perlu mendampingi anak-anaknya saat menonton TV dan memberikan berbagai pemahaman tentang suatu tayangan yang sedang disaksikan kepada anak.Semoga dapat mengurangi dampak negatif TV pada anak.
ISNAWATI YUNI MASYITHAH, S.Hi
Guru SD Muhammadiyah 18 Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar