NII KW 9 Asli Apa Tiruan
Iin Yumiyanti - detikNews
Jakarta - "Yang benar juga akhirnya menang. Itu benar, benar sekali. Tapi kapan? Kebenaran tidak datang dari langit, dia mesti diperjuangkan untuk menjadi benar."
Pramudya Ananta Toer, menuliskan kalimat itu dalam novelnya 'Sekali Peristiwa di Banten Selatan'. Novel ini sedikit mengungkap perjuangan TNI bahu membahu bersama rakyat memberantas DI/TII di Banten Selatan.
DI adalah Darul Islam yang didirikan oleh Sekar Marijan Kartosoewiryo dengan tujuan menentang penjajah Belanda di Indonesia. Tapi setelah makin kuat, Kartosoewiryo memproklamasikan berdirinya Negara Islam Indonesia (NII) pada tanggal 17 Agustus 1949 dan menamai tentaranya dengan nama Tentara Islam Indonesia (TII).
Kartosuwiryo yang dalam NII disebut sebagai imam atau pemimpin tertinggi memimpin gerakan ini dari tahun 1942 hingga tahun 1962. NII memiliki empat wilayah yakni Jawa Barat dan sekitarnya, Aceh, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Gerakan NII kocar-kacir setelah pemberontakan di Jawa Tengah dan Jawa Barat. Gerakan ini dilumpuhkan lewat penumpasan operasi militer yang disebut operasi Bharatayuda. Pada tanggal 4 juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap oleh pasukan Siliwangi di Gunung Geber, Majalaya, Jawa Barat. Akhirnya Kartosuwiryo dijatuhi hukuman mati pada 16 Agustus 1962.
"Setelah dihancurkan pada 1962, NII bisa dikatakan lumpuh untuk yang di Pulau Jawa. Tapi di Aceh dan Sulsel masih jalan, masih bergerilya di hutan dan melakukan perlawanan,"kata peneliti NII Imadadun Rahmat kepada detikcom.
Eksekusi mati atas Kartosuwiryo membuat NII vakum selama 10 tahun. NII kembali bergeliat di bawah pimpinan Tengku Daud Beureueh pada tahun 1974. Tengku Daud Beureueh pada tanggal 20 September 1953 memproklamasikan daerah Aceh sebagai bagian dari Negara Islam Indonesia di bawah pimpinan Kartosuwiryo. Daud memimpin NII hingga tahun 1979.
Setelah Daud, kepemimpinan NII beralih ke kader-kader Kartosuwiryo. Pada tahun 1978, Adah Jaelani meneruskan kepemimpinan NII hingga tahub 1987. Adah ditangkap dan dipenjara pada tahun 1987 dan baru bebas pada tahun 1993.
Imam NII lalu diambil alih oleh Ajengan Masduki. Kiai Jawa Barat ini mengomando NII dari 1987 hingga 1990. Namun Ajengan Masduki kemudian pindah ke Malaysia. Di negeri jiran ini, Masduki bergabung dengan Abdullah Sungkar dan Abu Bakar Baasyir mengembangkan jaringan Jamaah Islamiyah.
"Waktu itu tahun 1990-an awal JI masih tunduk pada NII," kata Imdadun.
Karena Ajengan Masduki pindah ke Malaysia, kepemimpinan NII di Jawa dilanjutkan oleh Haji Karim hingga tahun 1992. Kemudian Haji Karim meninggal dunia, imam NII lalu diambilalih Abu Toto atau Panji Gumilang, pimpinan Pondok Pesantren Al Zaitun, Indramayu. "Kesaksian banyak mantan NII, Panji Gumilang memang menjadi imam NII," kata Imdadun.
Panji Gumilang selama 1992-1994 menjadi imam sementara NII. Pada 1994, setelah Adah Jaelani bebas dari penjara, NII kembali dipimpin Adah. Namun tahun 1996, NII kembali diserahkan pada Panji Gumilang karena Adah sudah tua. "Sampai sekarang Panji Gumilang masih menjadi imam NII," tegas Imdadun.
Lalu NII KW 9 yang ditengarai melakukan pencucian otak terhadap Laila Febriani (Lian) masuk dalam NII yang mana? Apakah NII KW 9 masih melanjutkan perjuangan Kartosoewiryo untuk membangun negara Islam?
Mustofa B Nahrawardaya, Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), menyatakan NII yang masih beroperasi sekarang bukan lagi NII yang murni. NII termasuk NII KW 9 merupakan NII palsu yang disusupi intelijen.
"Semenjak pergantian imam dari Kartosoewirjo kepada para penggantinya sebelum terbentuk Komandemen Wilayah IX (atau lebih dikenal NII KW9), NII sudah tidak lagi murni gerakan NII. Gerakan pembentukan negara di bawah bendera agama Islam itu, sudah disusupi (diinfiltrasi) oleh intelijen. Alhasil, NII bentukan intelijen ini sungguh jauh benar karakternya dengan NII yang semua dirintis Kartosoewirjo, Daud Beureuh," kata Mustofa.
Sementara Imdadun menjelaskan NII itu memiliki 10 daerah militer yang disebut komandemen wilayah. NII KW 9 membawahi Jakarta dan sekitarnya dan merupakan gerakan NII yang paling berkembang dan solid dibanding NII lainnya. "KW 9 ini ya jaringannya Al Zaitun itu pimpinan Panji Gumilang itu," kata Imdadun.
Sementara itu, NII juga memiliki banyak kelompok sempalan. Kelompok sempalan ini misalnya yang dikembangkan oleh Ajengan Masduki dan Baasyir serta Abdullah Sungkar. Pada tahun 1990, Masduki dan Baasyir berkonflik. Akhirnya Baasyir dan Abdullah Sungkar mengembangkan JI. Sementara kelompok yang setia pada Ajengan Masduki membentuk jaringan Angkatan Mujahidin Nusantara (AMIN). Kelompok AMIN ini, menurut pengamat militer Wawan Purwanto, juga melakukan pencucian otak dalam merekrut anggotanya.
Sampai saat ini, menurut Imdadun, masih terjadi silang pendapat tentang NII yang asli dan NII yang palsu. Yang jelas NII yang masih murni di bawah kepemimpinan Kartosoewiryo. Setelah Kartosoewiryo dieksekusi mati, NII vakum dan bergeliat lagi tahun 1971 dan mulai terjadi saling klaim tentang NII yang asli.(iy/diks)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar