Kondisi Pondok sedikit lenggang karena waktu itu santri dalam masa liburan. Meski demikian masih ada beberapa santri putra dan putri yang berkemas-kemas hendak pulang ke kampung halamannya. Jarak antara jalan raya dengan Pondok sekitar 1 km. Rombongan para santri menyusuri jalan desa menuju jalan raya untuk menunggu angkutan. Raut muka mereka terlihat ceria dan bersemangat.
Drs. Agus Salim, M.Pd.I, selaku Kepala Sekolah Madrasah Aliyah Al-Ishlah bersama ustadz Yazid salah seorang pem-bina pondok mendampingi kami menyu-suri sudut-sudut pondok mulai dari per-kantoran, masjid, ruang belajar, tempat pemondokan, sarana olah-raga dan tem-pat tinggal K.H. Drs. Muhammad Dawam Saleh, selaku pendiri pondok Al Ishlah. Waktu itu beliau sedang keluar kota.
Sambil menyusuri pondok, ustadz Yazid menyampaikan sistem pembelajaran, kurikulum pondok serta prosedur pendaftaran santri baru yang dalam beberapa tahun terakhir ini terus mengalami lonjakan jumlah santri, baik dari kota Lamongan sendiri maupun dari berbagai daerah.
Pondok Pesantren Al-Ishlah berdiri pada tanggal 13 September 1986, oleh K.H. Drs. Muhammad Dawam Saleh, alumni sarjana filsafat UGM, yang juga a-lumni Pondok Modern Darussalam Gon-tor. Semula gedung pesantren menempa-ti rumah tua seluas 25m x 35 m, dengan jumlah santri tidak lebih dari 10 orang. Seiring berjalannya waktu jumlah santri terus berkembang. Ketika memasuki usia seperempat abad telah menjadi salah satu Pesantren terbesar di Lamongan.
Pada tahun pelajaran 2010/2011 jumlah santrinya mencapai 1.300 orang, terdiri dari 570 santri putera dan 735 santri puteri. Mereka berasal dari berbagai daerah, utamanya Kabupaten Lamongan dan kawasan pantura Jawa Timur. Selain itu juga ada yang datang dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Jakarta, Sumatera, Kalimantan, Maluku, Nusa Tenggara, Papua, bahkan Malaysia.
Luas kampusnya kini 1.700 m2, dengan tenaga guru dan pembinanya se-kitar 100 orang. Di dalamnya terintegrasi dengan SMP Muhammadiyah 12 serta Madrasah Aliyah Al-Ishlah. Visi Pondok adalah mewujudkan Lembaga Pendidikan Islam yang bermutu dan bermanfaat bagi umat, bangsa, dan negara dalam rangka meninggikan kalimah Allah SWT. Misi Pondok adalah : a) Melaksanakan Da'wah Islamiyah melalui jalur pendidikan. b) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia menuju terbentuknya Muslim yang bertakwa kepada Allah SWT, berpengetahuan luas, terampil, mandiri, dan berpengabdian kepada agama, masyarakat, dan negara. c) Mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang dijiwai oleh nilai-nilai agama. d) Membangun Ukhuwah Islamiyah dan kerjasama antargolongan demi terbentuknya masyarakat yang damai di bawah ridlo Allah SWT.
PENUH PERJUANGAN
Upaya mewujudkan kembaran Pondok Modern Gontor di Sendang La-mongan merupakan mimpi besar Dawam, pemuda desa yang datang dari keluarga miskin, anak sopir angkot, tapi memiliki idealisme tinggi untuk merubah hutan menjadi desa seribu santri yang keberadaannya begitu besar manfaatnya bagi masyarakat. Dari gubuk di tengah hutan itulah Dawam melakukan proses pendidikan pondok dengan penggunaan bahasa Arab dan bahasa Inggris, sehingga masyarakat Sendang mulai mengenal dan mempercayai kiprah dakwahnya.
Kini Pondok Pesantren Al-Ishlah benar-benar menjadi pencerah dalam dunia dakwah dan pendidikan, karena hal ini selaras dengan tujuan pendidikan-nya, yaitu untuk : a) Mendidik santri menjadi Muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT, berakhlaq karimah, berwawa-san luas, terampil, mandiri, dan berdedi-kasi kepada agama, masyarakat dan ne-gara. b) Membimbing santri meraih ke-unggulan, baik di bidang ilmu pengetahuan agama, ilmu pengetahuan umum, bahasa Arab, dan bahasa Inggris. c) Membina santri agar memiliki kecakapan hidup yang memungkinkan mereka mengembangkan diri dan hidup di tengah masyarakat.
Adapun ciri khasnya berbentuk : a) Pondok Pesantren Al-Ishlah adalah sekolah berasrama (boarding school). Seluruh siswanya tinggal di asrama pesantren. b) Pondok Pesantren Al-Ishlah mengajarkan ilmu agama dan ilmu umum secara seim-bang. Kurikulumnya merupakan kombinasi kurikulum nasional dan kurikulum Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiyah Gontor. c) Baha-sa Arab dan Inggris menjadi bahasa harian dan bahasa pembela-jaran untuk sebagian mata pelajaran yang memungkinkan. d) Pondok Pesantren Al-Ishlah memberi pembinaan kepada santri selama 24 jam sehari di bidang keagamaan, kedisiplinan, kepe-mimpinan, kemandirian, dan ukhuwah Islamiyah. e) Pondok Pe-santren memberikan pilihan kegiatan ekstrakurikuler, baik di bidang olahraga, seni, ketrampilan, keilmuan dan sebagainya.
K.H. Muhammad Dawam Saleh, disamping kesibukan-nya berdakwah dan mengajar di Pondok masih menyempatkan menulis puisi yang tajam mengkritik pemerintah, yang terakumu-lasi dalam kumpulan puisi “Pohon tak Berkah”. Beliau juga menu-lis puisi khusus tentang kasus Century, berjudul “Century dalam Puisi”. Prof. Dr. Amin Abdullah, MA sebagai teman selama di Pon-dok Gontor, menyatakkan bahwa Pak Dawam cenderung pendi-am, tapi bukan sangat pendiam. Beliau lebih suka menyuarakan gagasan, pemikiran dan idenya melalui puisi.
Dawam Saleh, terinspirasi pesan KH. Imam Zarkasyi (sa-lah satu pendiri Pondok Modern Gontor), bahwa: “Orang yang besar bukanlah orang yang memiliki kedudukan tinggi, tetapi o-rang besar adalah orang yang mau tinggal di desa terpencil, di surau kecil dan mengembangkan agama Islam disana”. Sehingga dengan penuh ketulusan dan semangat juang yang tinggi, K.H. Muhammad Dawam Saleh melalui Pondok Al Ishlah Sendang-agung terus melakukan dakwah Islam dan pembaharuan pendi-dikan, sebagai upaya pengu-atan karakter anak bangsa menjadi pribadi yang unggul dan berakhlaqul karimah. (Andi Hariyadi, M.Pd.I, Wakil Sekretaris PDM Surabaya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar