Dengan semakin meningkatnya kegia-tan pengelolaan dan pengasuhan di Panti Asuhan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, semakin bertambah pula permasalahan, baik secara internal maupun eksternal. Guna mengatasi hal itu diperlukan kerjasama dan sinergi yang kuat antara pengelola dan pengasuh Panti Asuhan dengan Majelis Pelayanan Sosial baik di tingkat Pimpinan Cabang maupun Pimpinan Daerah Muhammadiyah / ‘Aisyiyah. Terlebih saat ini kepengelolaan dan kepengasuhan Panti dihadapkan kepada tantangan dan perubahan yang terjadi pada masyarakat.
Untuk itulah Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadi-yah (PDM) Surabaya pada tanggal 8 hingga 10 November 2013 mengadakan STUDI BANDING ke Bojonegoro dan Jogjakarta. Kegiatan ini mengambil tema : “Dengan Studi Banding, Kita Wujudkan Panti Asuhan Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Menjadi Panti Pesantren Yang Unggul dan Mandiri”.
Menurut Arief Sachfi, Sekretaris MPS PDM Surabaya, Studi Banding ini diikuti oleh 70 orang pengelola dan pengasuh Panti Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah se-Surabaya serta personalia MPS PDM. Tujuannya adalah untuk menimba ilmu dan melakukan studi perbandingan tentang kepengelolaan dan kepengasuhan model Panti Mandiri dan Panti Pesantren.
Tujuan pertama studi banding adalah ke Panti Asuhan Mandiri Muhammadiyah Kabupaten Bojonegoro. Panti Asuhan di ba-wah pempinan Abdul Wahid ini telah dino-batkan secara nasional sebagai percontohan Panti Mandiri. Di Panti yang memiliki usaha peternakan, pertanian dan rumah makan ini anak asuh selain bersekolah secara formal juga dididik life skill dan berbagai ketrampil-an usaha. Panti ini secara pengelolaan dalam hal pemenuhan kebutuhan operasional telah mandiri, artinya tidak tergantung pada dona-si dari masyarakat. Walau sumbangan yang diterima dari masyarakat sangat besar tapi dana itu digunakan untuk pengembangan usaha dan pendidikan tinggi anak asuh.
Lokasi studi banding selanjutnya adalah ke Pesantren Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) di Kaliurang, Jogjakarta. Disini peserta menimba ilmu dari para Pimpinan Pesantren PUTM dalam hal pengelolaan dan proses pendidikan yang dilaksanakan di wahana kawah candra dimuka bagi para calon Ulama Tajih. Kampus PUTM setara D3 yang berada langsung di bawah Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini memang menekankan pada pendidikan agama Islam secara penuh dengan penguasaan para mahasantri pada ilmu Al-Qur’an, hukum Islam dan strategi dakwah. Para mahasantri PUTM atau yang dikenal dengan sebutan Thalabah memang dipersiapkan sebagai calon Ulama Tarjih yang mampu berdakwah dan memberikan bimbingan agama Islam di masyarakat maupun di internal Persyarikatan, sesuai dengan Manhaj Muhammadiyah. Disini peserta studi banding mendiskusikan gagasan tentang Panti Pesantren.
Sebagai tujuan akhir adalah kantor Pimpinan Pusat Muhammadiyah di kota Jogjakarta. Disini para peserta bertemu muka dengan salah seorang Pimpinan divisi fatwa Majelis Tarjih PP Muhammadiyah guna men-dengar secara langsung penjelasan tentang strategi Muhammadiyah dalam hal dakwah Islam, pembinaan keagamaan, kaderisasi dan pengelolaan amal usaha secara lebih menda-lam. Diharapkan dengan studi banding ini pemahaman peserta tentang pengembangan pengelolaan Panti Pesantren Mandiri jadi meningkat, tutup Arif Sachfi. (Adit-RED).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar