Oleh : Ir. Sudarusman
Persaingan
adalah fastabiqul khairat. Suatu
keselarasan, bukan saling menjatuhkan.
Justru sebagai kompetitor yang memunculkan
ide-ide baru, membangkitkan motivasi pada komponen sekolah
khususnya
guru serta karyawan. Akhirnya,
terciptalah iklim sekolah yang dinamis dan kreatif.
Sekolah Muhammadiyah
adalah sekolah yang berdiri di atas organisasi Muhammadiyah dalam bidang
Pendidikan. Adanya bidang pendidikan dalam Muhammadiyah, diharapkan dapat
membantu mencerdaskan masyarakat. Dunia pendidikan yang semakin komplek,
membutuhkan sinergi antara pendidikan Muhammadiyah dengan masyarakat agar timbul
kepercayaan yang baik untuk meningkatkan sistem pendidikan Muhammadiyah.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan Muhammadiyah nampaknya tidak semakin bertambah ringan dan sederhana, melainkan cenderung berat dan komplek. Diantara tantangan berat yang dihadapi adalah persaingan yang semakin tajam dan terbuka. Tidak saja dengan sesama pendidikan swasta, melainkan dengan pendidikan yang dikelolah oleh pemerintah, khususnya di kota Surabaya. Saat ini mulai muncul sekolah dengan satu atap yang dimana setiap tahun semakin bertambah gedung baru, daya tambung semakin tinggi.
Permasalahan dan tantangan yang dihadapi oleh pendidikan Muhammadiyah nampaknya tidak semakin bertambah ringan dan sederhana, melainkan cenderung berat dan komplek. Diantara tantangan berat yang dihadapi adalah persaingan yang semakin tajam dan terbuka. Tidak saja dengan sesama pendidikan swasta, melainkan dengan pendidikan yang dikelolah oleh pemerintah, khususnya di kota Surabaya. Saat ini mulai muncul sekolah dengan satu atap yang dimana setiap tahun semakin bertambah gedung baru, daya tambung semakin tinggi.
Dalam menghadapi
persaingan yang semakin ketat ini, maka dunia pendidikan Muhammadiyah tidak
boleh hanya berkonsentrasi pada pengembangan yang bersifat kuantitatif dan
peningkatan mutu saja. Melainkan harus berpikir bagaimana memposisikan
pendidikan Muhammadiyah dengan pendidikan swasta dan sekolah negeri sebagai
kompetitor sehat. Hal ini perlu diperhatikan untuk menghadapi persaingan yang
semakin tajam, ketat dan terbuka.
Persaingan sekolah yang
semakin ketat, menjadikan persiapan harus matang terutama dalam menghadapi
penerimaan peserta didik baru. Dengan melakukan pengamatan calon peserta didik
sehingga dapat ditentukan beberapa strategi diantaranya unggulan – harga – distribusi – promosi dengan tidak melupakan
positioning dan diferensiasi.
Berdasarkan pengalaman
saya sebagai panitia penerimaan peseta didik baru, orang tua saat
ini sangat berbeda dengan 4 tahun lalu. Orang tua saat ini sangat detil
untuk memilih sekolah yang baik dari yang terbaik. Contoh potret orang tua saat ini adalah,
bagaimana dia bisa memasuki dalam sekolah meski harus membeli formulir diawal, lalu melakukan observasi dititik-titik komponen
sekolah diantaranya fasilitas, sistem dan gaya pendidikan, keunggulan dan
yang tidak kala penting adalah bagaimana cara pelayanan menarik. Kadang kita
sepelehkan pelayanan awal saat calon orang tua peserta didik akan mendaftar,
kita sambut mereka tanpa senyum, tanpa banyak memberikan solusi dan tanpa
keramahan. Maka, saat itu pula calon orang tua peserta didik akan mundur secara
perlahan.
Saat ini sambutan awal pada calon orang tua peserta didik dengan senyum,
ramah dan solutif adalah hal utama untuk dapat memberikan gambaran lingkungan
sekolah yang nyaman dan dinamis. Dengan adanya sambutan awal yang baik, mereka
akan mempertimbangan untuk menjadikan kita sebagai salah satu pilihan prioritas
sekolah yang baik.
Tahun demi tahun calon orang tua peserta didik akan lebih detil atau teliti untuk memilihkan sekolah
untuk anak mereka. Calon orang tua peserta didik saat ini lebih kritis untuk menitipkan anaknya ke
sekolah yang baik dalam segala bidang, mulai unggulan sekolah, sistem,
fasilitas hingga kegiatan yang menjadikan anak mereka berkepribadian baik dan
cerdas. Lebih selektif itulah yang membuat kita sebagai lembaga pendidikan
swasta harus lebih inovatif. Beberapa tahapan inilah calon orang tua peserta didik untuk memutuskan
memilih sekolah yang dinginkan.
Pertama,
calon
orang tua peserta
didik mecari informasi di sekolah diantaranya, ungulan sekolah, program
sekolah, jenis ektrakurikuler, sistem
atau management sekolah, prosentase lulusan serta menanyakan fasilitas yang
dimiliki sekolah, calon orang tua peserta didik melakukan pengamatan secara langsung.
Kedua,
calon
orang tua peserta
didik mencari informasi tambahan sekolah-sekolah lain yang tidak terlalu
jauh berbeda kwalitasnya perihal
biaya, unggulan sekolah tak ketinggalan brand
atau merek sekolah.
Ketiga,
calon orang tua peserta
didik mengevaluasi beberapa informasi yang mereka dapatkan dari berbagai
sekolah dan akhirnya sampai pada sebuah keputusan menentukan pilihan sekolah
yang tepat untuk
anaknya.
Keempat,
tahap terakhir adalah calon
orang tua peserta
didik, memutuskan
apakah ia akan memilih sekolah yang dikehendaki sudah sesuai dengan
keinginannya ? setelah
selektif membuang dan memilih yang baik, maka saat itulah mereka akan berani
untuk langsung mengikuti prosedur sekolah mulai admistrasi dan kegiatan yang
akan dilakukan.
Dahulu, sewaktu belum
banyaknya lembaga pendidikan
unggulan bermunculan, sebagai pilihan sekaligus
pesaing adalah sekolah
Muhammadiyah sendiri.
Tahun sebelumya berkembang
seperti saat ini, tahap pendaftar atau calon orang tua peserta
didik dilaksanakan secara langsung di
satu tempat pendaftaran calon
peserta didik.
Maksudnya, mulai dari pengenalan produk seperti informasi profil
sekolah, informasi
pendaftaran, layanan
pasca penerimaan siswa baru
sampai proses
penyelesaian administrasi
calon peserta didik
dilakukan pada satu sekolah tersebut.
Namun, sekarang calon orang
tua peserta
didik tidak lagi melalui tahapan
tersebut di satu tempat pendaftaran atau di satu lembaga pendidikan.
Memungkinkan calon orang tua
peserta didik yang sudah mengetahui profil sekolah serta
unggunlan di masing
masing lembaga pendidikan, calon orang
tua peserta didik tidak secara langsung memutuskan
mendaftar ada
kemungkinan untuk mendaftar di sekolah
yang lain dengan berbagai pertimbangan dan alasan.
Calon orang tua peserta didik memang jauh
lebih pintar sehingga mampu untuk membuat keputusan yang lebih menguntungkan
bagi mereka. Apalagi kehadiran teknologi
seperti internet khususnya memungkinkan calon orang tua peserta didik untuk melakukan
perbandingan spesifikasi produk unggulan yang dimiliki di masing-masing sekolah.
Tak hanya itu, perbandingan pada besaran biaya pun menjadi sasaran untuk perbandingan. Perbandingan
calon
orang tua peserta
didik semakin cerdas,
mereka tak hanya berhenti dengan pencarian diri sendiri. Tapi mereka langsung
menggunakan akses untuk berdiskusi dengan pakar dan praktisi
pendidikan sebagai bahan pertimbangan menentukan pilihan sekolah yang sesuai untuk anak mereka.
Oleh karena itu, pada
dasarnya trend pendidikan saat ini sudah sangat terbuka. Setiap keunggulan dan kekurangan di masing-masing lembaga pendidikan bisa
diketahui dengan cepat secara langsung oleh semua orang di seluruh dunia. Sarana promosi
memperkenalkan sekolah sudah sangat beragam mulai dari papan pengumuman,
majalah, iklan media
hingga iklan berjalan.
Dalam pencarian calon siswa didik, kita juga harus berfikir tentang segmen
yang jelas untuk pasar kita. Ada beberapa pilihan segmen yang harus kita perhatikan diantaranya
segment dari segi
ekonomi, segi geografis
serta segi pemikiran.
Sekarang mau tidak mau
kita harus lebih jeli menentukan positioning dan defrensiasi terhadap sekolah
pesaing untuk menentukan
unggulan sekolah.
Agar
lebih kreatif dan inovatif
menghadapi persaingan terbuka saat ini. Sekolah Muhammadiyah harus bisa
memanfaatkan berbagai macam segmen dari segmen geografis, demografis, psikologis
hingga segmen individual atau personal. Segmen di atas sebagai bahan untuk
menentukan unggulan yang akan kita munculkan di sekolah. Agar setiap sekolah
lebih fokus dalam mempersiapkan SDM (Sumber Daya Manusia) untuk mengetahui peta
kopetitor serta penguatan brand atau merek sekolah.
Memang, kompetisi yang terjadi saat ini tidak lagi antar lembaga
pendidikan Islam saja yang dihadapi, melainkan sudah amat terbuka termasuk
sekolah swasta unggulan dan sekolah negeri. Sehingga yang harus dilakukan oleh
sekolah Muhammadiyah adalah “memfasilitasi”
para calon siswa baru untuk bisa memilih sekolah Muhammadiyah sebagai pilihan
bukan lagi sebagai sekolah alternatif.
Misalnya, memberikan
label atau merek yang bisa dipertangungjawabkan. Tak hanya sekedar logo atau
slogan maupun janji tetapi label sekolah merupakan payung yang mempresentasikan
produk yg diunggulkan pada masing masing sekolah. Label sekolah juga merupakan
refleksi nilai yang ditawarkan oleh sekolah kepada calon orang tua peserta
didik baru. Saya yakin lembaga pendidikan Muhammadiyah mampu eksis dan bertahan dalam persaingan
terbuka antar sekolah, sehingga dapat memberikan kontribusi kepada bangsa Indonesia, khususnya masyarakat sekitar. (Ir. Sudarusman, konsultan lembaga pendidikan).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar