Membangun Karakter Utama Untuk Kemandirian dan Kemajuan Bangsa
Kemandirian adalah modal dan kunci utama untuk menuju ke arah kemajuan. Seseorang tidak akan berhasil menuju ke arah kemajuan yang gemilang jika senantiasa tergantung kepada pihak lain. Bagi Persyarikatan Muhammadiyah kemandirian merupakan modal utama jika ingin organisasi ini maju ke garda terdepan dalam gerakan Dakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar. Semenjak kelahirannya para tokoh Muhammadiyah telah memberikan keteladanan akan pentingnya menjaga kemandirian. Karena itu harus terus dibangun karakter utama bagi pimpinan dan anggota Muhammadiyah. Bagaimana membangun karakter yang utama? kuncinya adalah selalu berpegang teguh pada Al-Qur’an dan As-Sunnah serta meneladani sikap dan perilaku Rasulullah saw.
Itulah sepenggal pesan dan tausiyah yang disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, DR. A. Fattah Wibisono, M.A. pada acara peringatan Milad Muhammadiyah ke-102 H / 99 M, yang bertema : “Membangun Karakter Utama Untuk Kemandirian dan Kemajuan Bangsa”, pada ahad 20 November 2011, di Hall Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jl. Sutorejo 73-77 Surabaya. Acara ini dihadiri sekitar 1.000 orang hadirin pimpinan dan staf Amal Usaha, pimpinan dan anggota PCM/PRM beserta Ortom se-Surabaya serta undangan dari berbagai Organisasi Masyarakat, seperti PITI, PCNU, Matakin, MUI, FKUB dan sebagainya.
Sebelum penyampaian tausiyah dari PP. Muhammadiyah, acara diisi dengan sambutan dari Ketua PDM Surabaya Zayyin Chudori, M.Ag dan Sekretaris PWM Jatim Nadjib Hamid, M.Sc. serta berbagai penampilan seni budaya dari beberapa perguruan Muhammadiyah di Surabaya. Dalam sambutannya Nadjib Hamid menegaskan pentingnya menjaga kerukunan dan harmoni di antara ummat Islam sehingga persatuan dan ukhuwah semakin kokoh. Hendaknya setiap perbedaan, khususnya yang menyangkut kilafiyah, jangan dijadikan alasan untuk mengurangi kebersamaan yang telah terbina. Perbedaan mungkin tidak dapat disatukan tetapi kebersamaan dan ukhuwan harus tetap dipererat.
Disamping masalah ukhuwah Nadjib juga menyorot tentang perkaderan di tubuh Muhammadiyah yang terkesan mandeg dan menghadapi problematika kompleks. Banyak kader muda Muhammadiyah lebih memilih berkompetisi mencalonkan diri menjadi kepala Amal Usaha daripada menjadi pimpinan Persyarikatan atau Ortom. Menurut Nadjib menjabat sebagai kepala Amal Usaha boleh-boleh saja tetapi hendaknya Persyarikatan juga harus diurusi dan dikembangkan agar roda gerakan dan regenerasi tetap berjalan sesuai dengan yang diharapkan.
TALI ASIH BUAT PETUGAS MASJID
Menurut Syamsun Aly, Ketua LAZISMU Surabaya, pemberian tali asih kepada Petugas Kebersihan Masjid dalam rangka Milad ini juga akan dilakukan di wilayah Surabaya Selatan, Barat, Tengah dan sebagainya di lain kesempatan dan acara. Tentunya ini sebagai simbol perhatian dan penghargaan LAZISMU Surabaya kepada mereka yang telah rela mengabdikan hidupnya demi kemakmuran Masjid. (Adit-RED).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar