Sunarko, S.Ag |
Dunia ini Ghurur dan sementara.
Kita menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sebentar, sementara tidak langgeng dan abadi sebagaimana kehidupan akherat. Orang jawa bilang Wong urip ing ndunyo iku ibarate mung mampir ngombe, demikian juga pepatah arab mengatakan kesukaan dunia seperti mimpinya orang yang tidur. Jadi kehidupan dunia ini sebentar sekalin dunia hanyalah tempat transit sementara buat kita tinggal. Bahkan kalau kita kaji di dalam al-Qur'an sesungguhnya banyak sekali ayat-ayat Allah yang menegaskan tentang perbandingan kehidupan dunia dan akherat bahwa ternyata kehidupan akherat itu lebih baik, lebih abadi bila di bandingkan dengan kehidupan dunia.
Allah SWT berfirman di dalam Surat Al-Baqarah, ayat 36 : “Dan bagi kamu di muka bumi ini tempat tinggal kesenangan buat sementara”,. (QS.2 : 36). Kemudian di jelaskan juga didalam Surat An-Nisaa', ayat 77 : “Katakanlah : Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akherat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertagwa , dan kamu tidak akan di aniaya sedikitpun”. Lalu diterangkan juga dalam Surat Adl-dhuha,ayat 4 : “Akherat itu lebih baik dari pada dunia “.Dari beberapa ayat diatas nyatalah bahwa kehidupan dunia ini hanya sementara sedangkan akherat adalah kampung yang abadi yang insya Allah kita semua bakal menuju kesana.
Banyak orang keliru anggapan seakan-akan bagi mereka bahwa hakekat hidup manusia didunia ini semakin panjang, padahal hakekat hidup kita di dunia ini semakin pendek. Semakin jauh dari kelahiran dan semakin dekat dengan datangnya ajal (kematian), tegasnya kalau sudah saatnya kita harus kembali menghadap Allah kita harus siap, manusia tidak bisa berbuat apa-apa, Harta, pangakat dan kedudukan semua tidak berarti apa-apa hanya amal sholih tentunya yang bisa dibanggakan ketika harus kembali menghadap Allah SWT.
Setiap yang berjiwa pasti akan mati.
Setiap makhluk Allah yang bernyawa semua pasti akan mengalami kematian apakah karena sebab sakit, karena musibah alam atau dikarenakan sebab-sebab yang lain. Firman Allah dalam Surat Ali Imron (3), ayat 185 : “Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati, dan sesungguhnya pada hari qiyamatlah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.”
Kematian itu milik Allah, rahasia Allah dan tidak ada satupun manusia yang tau kapan ia harus kembali menghadap Allah karena kematian sudah ditentukan oleh Allah. Bahkan ketika manusia dalam kandungan sang ibu, ketika ia baru berusia 120 hari atau sekitar empat bulan dalam kandungan, Allah telah mengutus Malaikat untuk meniupkan roh kedalam tubuh manusia kemudian memerintahkan Malaikat untuk menulis empat kalimat (perintah) yatu amal, rezekinya, ajalnya dan nasib celaka atau bahagia. Sebagaimana sabda Rasulullah yang di riwayatkan oleh Bukhari : “Dari Abdullah r.a. katanya : Rasulullah SAW. Menceritakan kepada kami dan beliau seorang yang sangat benar lagi dipercaya. Beliau bersabda : “Masing-masing kamu diciptakan dalam perut ibunya empat puluh hari. Lalu menjadi segumpal darah selama itu pula, menjadi segumpal daging selama itu pula. Kemudian Tuhan mengutus Malaikat dan diperintahkaan menulis empat kalimat (perintah). Diperintahkan menulis amal, rezekinya, ajalnya dan nasib celaka atau bahagia. Kemudian ditiupkan ruh kedalamnya.”
Manusia tak bisa lari dari kematian.
Kematian akan datang kepada manusia kapan saja sesuai dengan waktu yang ditentukan. Tidak ada satupun manusia yang tahu berapa kontrak hidupnya di dunia. Ada sebagian manusia yang usianya dipanjangkan oleh Allah bahkan melebihi usia Nabi Muhammad SAW (63 tahun), ada juga yang di beri umur pendek. Intinya mati itu kapan saja pantas tergantung bagaimana kita mempersiapkanya untuk meraih khusnul Khotimah. Kadang-kadang seorang ibu yang menjalani proses persalinan jika Allah berkehendak lain maka ibu dan bayinya harus kembali menghadap Allah. Ada juga anak-anak yang masih kecil, masih lucu-lucunya dan senang bermain namun karena sebab sakit ia harus kembali menghadap Allah. Itulah Ajal, yang datang secara tiba-tiba. Manusia juga tidak bisa lari dari kematian, walaupun ia berada diatas gunung, walaupun berada di balik benteng yang kokoh. Allah berfirman dalam Surat Al-Jumu'ah, ayat 8 : “Katakanlah sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada Allah yang mengetahui yang ghoib dan yang nyata, lalu Dia berikan kepadamu apa-apa yang kamu kerjakan.”
Oleh karenanya, manfaatkan sisa waktu, sisa umur sebaik-baiknya didalam mengabdi, menghamba beribadah kepada Allah karena tujuan hidup kita di dunia tidak lain untuk beribadah kepadaNya. Sesuai dengan firman Allah “Dan tidaklah Aku jadikan bangsa Jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku”. Kadang kita cukup prihatin ada sebagian orang yang bilang saya mau taubat, saya mau sholat kalau sudah tua. Padahal manusia tidak pernah tau kapan ia harus kembali kepada penciptaNya. Maka solusi terbaik agar kelak bisa selamat di akherat ialah dengan bersegera bertaubat, memohon ampun kepada Allah atas segala dosa yang pernah dikerjakan dan tidak mengulang kembali kesalahan-kesalahan yang pernah pernah dilakukan. Hal ini sesuai dengan perintah Allah di dalam Al-Qur'an, Surat Ali Imron (3) : 133 : “Dan bersegeralah kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untun k orang-orang yang bertaqwa.”
Insya Allah dengan bersegera memohon ampun kepada Allah dan taubat yang sebenar-benarnya, maka sebesar apapun dosa yang pernah kita perbuat Allah pasti akan menerima Taubat kita. Hal ini sesuai dengan firman Allah QS. At-Tahrim, ayat 8 : “Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahanmu dan memasukkan kamu kedalam syurga yang mengalir dibawahnya sungai-sungai.”
Pantang bagi seorang Muslim menunda untuk senantiasa memohon ampun dan bertaubat kepada Allah. Jangan sampai ketika kita bergelimang dosa, banyak berbuat maksiat tiba-tiba Allah mengutus malaikat Izroil untuk mencabut nyawa kita. A'udzu billahi min dzalik.
Untuk meraih Khusnul Khotimah (akhir kematian yang baik) memang harus dipersiapkan sejak dini. caranya ialah memperbanyak manabung amal shalih dengan terus istiqomah bertaqwa kepada Allah. Dengan kepasrahan, kepatuhan dan ketundukan yang total kepada Allah seraya bersungguh-sungguh untuk selalu menjalankan perintahNya serta menjauhi laranganNya, Insya Allah akhir kematian yang baik ( khusnul khotimah) akan bisa kita raih. Semoga ALLAH SWT memberikan umur panjang dan kelak bisa kembali dalam keadaan Khusnul Khotimah. Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.
SUNARKO, SAg.
Bendahara Lazismu Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar